Dinilai Jokowi Tak Efektif, Pemkot Surabaya Perkuat PPKM
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menilai pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali tidak efektif karena masih terjadi peningkatan kasus yang signifikan.
Mendengar itu, Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana menyampaikan, Pemerintah Kota Surabaya bersama dengan jajaran dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya akan memperkuat lagi upaya yang diberlakukan dalam PPKM jilid II ini.
“Kita akan lebih masif lagi di titik kerumunan, yang paling rawan adalah pasar. Seperti Pasar Keputran, Pasar Wonokromo, dan Pasar Pabean itu akan kita buka posko sendiri untuk memantau penerapan protokol kesehatan,” ungkap Whisnu usai meninjau kegiatan screening donor plasma convalescent yang digelar PT SIER di Surabaya, Selasa 2 Februari 2021 siang.
Tak hanya itu saja, Whisnu menegaskan akan terus melakukan upaya operasi yustisi ke berbagai tempat keramaian. Di mana, penindakan akan dilakukan sesuai dengan Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 2 Tahun 2021.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menyampaikan, yang juga tengah dibahas bersama pihak keamanan TNI dan Polri adalah terkait penutupan jalan yang biasa dilakukan hanya pada akhir pekan, direncanakan akan digelar rutin setiap hari.
“Penutupan jalan di akhir pekan kita nilai cukup efektif di Surabaya. Kita lihat nanti perkembangan minggu ini, kalau ada penurunan kasus bisa kita perluas penutupan jalan atau cukup di titik itu saja,” katanya.
Sementara itu, berdasar rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Maritim da Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Panjaitan, Minggu 31 Januari 2021 malam. Whisnu mengaku, dari data yang disajikan PPKM sangat-sangat tidak efektif karena terus terjadi peningkatan kasus yang signifikan di seluruh daerah yang menggelar PPKM.
Walau begitu, ia mengaku, per kemarin 1 Februari 2021, penambahan kasus yang terjadi sudah mulai menurun dibanding sebelumnya.
“Jawa Timur kabarnya sudah turun. Kalau Surabaya sudah masuk zona kuning (risiko penularan rendah) tidak lagi oranye (risiko penularan sedang), artinya kita sudah semakin turun. Kita harapkan daerah-daerah lain juga bergerak bersama agar nanti satu minggu ke depan ini bisa terlihat keefektifan PPKM ini,” pungkasnya.