Dinas Peternakan Jatim Gelar Gerakan Makan Telur Ayam
Dinas Peternakan Jawa Timur menginstruksikan seluruh Dinas dan tujuh sentra ayam petelur untuk meggelar gerakan makan telur ayam. Instruksi itu disampaikan Kepala Dinas Peternakan Jatim, Wemi Niamawardi melalui surat edaran yang disampaikan secara langsung.
Kegiatan ini dilakukan untuk membuktikan, tidak ada telur ayam yang dikelola oleh tujuh sentra ayam petelur mengandung racun dioksin seperti yang terjadi di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.
“Kita gelar gerakan makan dan saya sudah membuat surat edaran bahwa telur di walayah masing-masing aman. Kemudian bersurat dan WA kepada 7 kabupaten sentra ayam petelur di Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Tulungagung, Kediri, Magetan, Blitar, supaya mengcounter bahwa ayam tidak ada racun dan tidak mengandung dioksin dengan melakukan gerakan makan telur ayam bersama,” kata Kadis yang akrab disapa Wemi kepada ngopibareng.id, Rabu 20 November 2019 malam.
Sebelumnya, kegiatan ini sudah dilakukan Dinas Pertanian Jatim dan 10 Unit Pelaksana Teknis, Senin 18 November 2019 lalu.
Dalam gerakan ini, Wemi mengatakan tak hanya diikuti oleh karyawan dinas saja, tapi harus diikuti pula oleh masyarakat serta para peternak untuk sama-sama menjamin keamanan dari hasil peternakan yang dilakukan sesuai standar.
Ia mengatakan, ditemukannya telur yang mengandung dioksin itu dilakukan di tempat yang bukan sentra peternakan ayam petelur. Namun ayam kampun milik warga yang dipelihara dengan cara umbar tanpa kontrol yang benar. Sehingga, ketika ayam mencari makan di tumpukan sampah industri tahu para pemilik tidak mengetahui.
Karena itu, ia mengatakan, telur yang ditemukan beracun itu tidak bisa dijadikan acuan bahwa seluruh telur di Jatim yang totalnya ada 8,2 miliar juga beracun.
Ia menegaskan, peternakan ayam petelur yang dikelola di tujuh sentra ini dilakukan dengan cara, dan diberi makan yang sesuai dengan standar.
"Nah yang dikonsumsi di Jatim adalah ayam ras petelur yang memeiliharanya secara intensif dikandangkan dengan cara good farming practices. Semua dipantau, kemudian pakan memenuhi standar, pakan juga bernomor NPP (nomor pendaftaran pakan)," katanya.
Ke depan, Wemi mengatakan, akan memberi pelatihan peternakan dengan cara yang benar kepada para peternak. Serta, akan melakukan pengawasan dengan melakukan pengecekan kesehatan hewan ternak secara rutin melalui bidang-bidang.
Sebelumnya, telur ini menjadi viral karena hasil penelitian yang dilakukan jaringan kesehatan lingkungan global The Internasional Pollutants Elimination Network (IPEN) bersama Asosiasi Arnika dan beberapa organisasi lokal menyatakan bahwa telur dari kampung yang dipelihara di Desa Tropodo terkontaminasi dioksin terparah di dunia.
Advertisement