Dinas Kominfo Serukan Bahaya Penyebaran Hoax ke Generasi Millenia
Menjelang pelaksanaan Pemilu banyak penyebar hoax yang ditangkap polisi adalah generasi millenial. Kasus tersebut mendapat perhatian dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Pasuruan.
Untuk mempertajam pemahaman generasi millenial tentang bahaya hoax yang semakin marak bermunculan di era digital, Kominfo berpartisipasi dalam Forum Grup Diskusi (FGD) yang merupakan program kerja dari Pembinaan Masyarakat (Satbinmas) Polres Kota (Polresta) Pasuruan, Senin 1 April 2019.
Acara yang digelar di Gedung Abdul Rahman itu dihadiri para pelajar SMA sederajat di Pasuruan, diantaranya SMAN 1, SMAN 2, SMKN 1 Pasuruan, SMKN 2 Pasuruan dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI.
Kepala Bidang Komunikasi Publik, Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan, Tri Krisni Astuti menyampaikan kepada peserta FGD tentang pentingnya peran generasi millenial dalam mendeteksi ragam informasi yang mengandung hoax serta berita bohong (fake news).
"Ketahui ciri-ciri hoax dan fake news pada saat menerima atau mengakses informasi dari media sosial. Baik berupa berita, artikel, foto maupun video yang terpublikasikan melalui website, blog, maupun beragam media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter dan Youtube. Saring dulu sebelum sharing ke medsos. Jadi harus lebih teliti lagi, mana saja informasi yang mengandung hoax dan tidak”, jelasnya.
Menurut Tri Krisni Astuti, sumber berita menjadi poin penting dalam menentukan valid tidaknya konten yang diproduksi portal berita/ website. "Laman kantor berita Antara https://www.tempo.co/ dan portal berita https://www.tempo.co/, misalnya merupakan contoh media yang memiliki kredibilitas," sambung dia.
Sementara itu, Wakapolresta Pasuruan, Kompol Anggun Deddy Sisworo yang didampingi Kepala Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU Kota Pasuruan, Mulyadi mengatakan bahwa selama ini pihaknya secara intens melakukan sosialisasi tentang Pemilu kepada generasi millenial agar terhindar dari hoax.
“Isu-isu hoax seputar KPU dan Pemilu. Sasarannya seputar isu DPT dan KTP, pemilih tidak waras, kotak suara kardus dan rumor tentang adanya suara tercoblos. Atau kabar bohong yang menyebutkan jika ada tujuh kontainer surat suara tercoblos. Makanya kami sering menggelar sosialisasi agar masyarakat terutama anak muda tidak gampang percaya begitu saja dengan maraknya peredaran hoax jelang Pemilu”, ungkapnya. (eka maria)
Advertisement