Dinas Kesehatan Sebut Banyuwangi Kekurangan Banyak Dokter
Banyuwangi masih kekurangan dokter. Jumlah dokter yang dimiliki Banyuwangi saat ini masih belum sebanding dengan jumlah penduduk Banyuwangi.
Meski demikian, Dinas Kesehatan Banyuwangi menyebut masih bisa mengoptimalkan pelayanan dengan jumlah dokter yang ada saat ini.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, menyatakan, kurangnya jumlah dokter ini menjadi perhatian khusus di tingkat nasional. Oleh karena itu, Menteri Kesehatan memberi ruang yang sangat luas untuk membuka prodi kedokteran. "Termasuk di Banyuwangi," jelasnya, Rabu, 28 Februari 2024.
Dengan harapan, nantinya jumlah dokter bisa sebanding dengan jumlah masyarakat yang harus dilayani. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan, seharusnya perbandingan jumlah dokter dengan penduduk adalah 1:1000. "Di Banyuwangi 1 banding 5 ribu sekian. Masih kurang banyak," tegasnya.
Saat ini, jumlah dokter di Banyuwangi kurang lebih 434 orang. Jumlah ini sudah termasuk dokter yang ada di instansi pemerintah maupun di swasta meliputi dokter umum dan dokter spesialis. Sebab, dokter spesialis juga bisa membantu layanan dasar kesehatan.
Dengan kondisi kurangnya dokter ini, menurut Amir, pihaknya berusaha menguatkan upaya promotif. Dia menjelaskan, upaya kesehatan itu dibagi dua yakni upaya kesehatan masyarakat untuk promotif dan preventif dan upaya kesehatan perorangan.
"Upaya kesehatan perorangan, terutama tenaga kesehatan yang dari latar belakang medis, dari dokter, ini yang akan terus kita kuatkan supaya upaya promotif preventifnya nanti bisa lebih masif lagi," tegasnya.
Sehingga, diharapkan kita akan menekan dan mengeliminir kasus atau kejadian yang saat ini tenaga kesehatan dari kuratifnya masih terbatas.
Dia menegaskan, meski jumlah dokter di Banyuwangi masih belum sebanding dengan jumlah penduduknya, namun penanganan kesehatan di Banyuwangi masih cukup berjalan dengan baik. Banyuwangi, kata dia, menjadi bagian dari pelayanan secara berjenjang primer, sekunder dan tersier.
"Sehingga kalau misalnya ada beberapa pelayanan yang tidak atau belum bisa dihandel oleh tenaga medis di RS Blambangan bisa dirujuk ke RS dr Soetomo, RD dr Syaiful Anwar," katanya.
Dia menyebut, hal ini menjadi bagian yang terintegrasi dalam sistem rujukan. Dengan demikian, beberapa layanan yang bisa ditangani di RSUD Blambangan dan Genteng akan tangani di sana. Tapi, karena keterbatasan tenaga dan peralatan dan sebagainya, penanganan bisa langsung dirujuk ke RS dr Soetomo atau RS dr Syaiful Anwar.
Tidak hanya dokter umum, menurut Amir, dokter spesialis di Banyuwangi juga masih belum cukup. Pemkab Banyuwangi sudah berupaya meningkatkan jumlahnya dengan memberikan beasiswa untuk mengenyam pendidikan dokter spesialis. Namun peminatnya sangat kecil.
"Terutama yang spesialis, kita berikan rekomendasi teman-teman dari dokter umum untuk sekolah difasilitasi oleh pemerintah bisa berkenan nanti kembali ke Banyuwangi. Tempo hari kita buka lowongan untuk dokter spesialis tidak ada yang daftar," ujarnya.