Dinamisasi Gerakan, Gagasan dan Amalan, Ini Pesan Haedar Nashir
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, warga persyarikatan harus mampu mendinamisasi gerakan, gagasan, dan amalan. Ia berpesan kepada kader Muhammadiyah untuk senantiasa membaca dan menjadikan membaca sebagai habitusnya.
Menurutnya, untuk memperluas horizon pengetahuan, semua buku harus dibaca, tidak boleh hanya membaca yang sesuai dengan pandangannya semata. Namun kemudian ambil yang terbaik, dan tetap kembali ke Muhammadiyah.
“Jadi apapun nanti, di manapun alumni IPM tetap membawa misi integritas keislaman dan kemuhammadiyahan yang berkemajuan dan berintegritas dan berakhlak mulia,” kata Haedar Nashir, pesan kepada kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Kepada kader-kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) setelah menempuh bangku pendidikan mulai dari strata 1 sampai 3, silahkan bekerja dan berkiprah kemana saja. Muhammadiyah tidak pernah membatasi orangnya untuk berprofesi, untuk mengembangkan karir, dan berkiprah di mana saja. Asalkan memegang kunci, akhlak, wawasan maju, dan memberi manfaat.
Kunci tersebut harus menjadi pembeda yang harus dimiliki oleh kader IPM, termasuk kader Muhammadiyah pada umumnya. Sehingga kader tidak boleh cupet, jadi tidak boleh pandangan cupet diwariskan kepada kader-kader setelahnya. Pandangan sempit kader Muhammadiyah harus dihilangkan, karena dalam setiap profesi memiliki sisi gelap dan terang. Karenanya kader Muhammadiyah dituntut harus punya percaya diri untuk terjun dan berkiprah dimana saja.
“Dan bedanya politisi kader IPM dan kader Muhammadiyah akan berbeda denganyang lain, kan keren.” Katanya
Menurut Haedar, kiprah kader Muhammadiyah di luar persyarikatan tidak akan melunturkan muru’ahnya. Tapi semua harus dengan seksama dan membawa manfaat, hal ini sesuai dengan perintah KH. Ahmad Dahlan. Serta sebagai kader IPM, harus senantiasa memupuk rasa persaudaraan. Perbedaan di setiap kader adalah keniscayaan, namun kader harus senang dan saling mendukung jika kader yang lain maju dan berkembang.
“Tidak boleh memupuk kecurigaan dan asumsi-asumsi stereotype, stigma. Senang saudara maju, maka kita juga akan ikut maju.” Tuturnya
Haedar berpesan, kedepan supaya kader Persyarikatan tidak boleh asal-asalan dan pas-pasan, karena zaman sekarang akan berbeda dengan yang akan datang. Sehingga peran kader dalam persyarikatan mampu mendinamisasi gerakan, gagasan, dan amalan.
Advertisement