Din Syamsuddin Rancukan Khilafah dan Wakil Tuhan di Bumi
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengimbau dua kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden menghindari isu keagamaan seperti penyebutan khilafah.
Menurut Din, hal tersebut merupakan bentuk politisasi agama yang cenderung menjelekkan. Pesan Din Syamsuddin beredar sejak Minggu 31 Maret hingga kini tetap mendapat respon dari sejumlah tokoh.
Din menjelaskan, walaupun di Indonesia khilafah sebagai lembaga politik tidak diterima luas, tetapi khilafah yang disebut dalam Al-Quran adalah ajaran Islam. Manusia mengemban misi menjadi wakil Tuhan di bumi (khalifatullah fil ardh).
Mempertentangkan khilafah dengan Pancasila adalah identik dengan mempertentangkan negara Islam dengan negara Pancasila, yang sesungguhnya sudah lama selesai dengan penegasan negara Pancasila sebagai darul ahdi was syahadah (negara kesepakatan dan kesaksian).
"Upaya mempertentangkannya merupakan upaya membuka luka lama dan bisa menyinggung perasaan umat Islam," sebut Din, dalam pesannya terkait dengan Pemilu 2019.
"Saya mengimbau masyarakat jangan terpengaruh apalagi terprovokasi dengan pikiran-pikiran yang tidak relevan dan kondusif bagi penciptaan pemilu dan pilpres damai, berkualitas, berkeadilan dan berkeadaban," pungkas Din. (adi)
"Walaupun di Indonesia khilafah sebagai lembaga politik tidak diterima luas, tetapi khilafah yang disebut dalam Al-Quran adalah ajaran Islam. Manusia mengemban misi menjadi wakil Tuhan di bumi (khalifatullah fil ardh)".
Advertisement