Din Syamdudin: Organisasi Keagamaan Bangun Persaudaraan
Tokoh organisasi perdamaian dunia, Din Syamsuddin mengatakan, peradaban manusia saat ini sedang menghadapi masalah yang menciptakan disrupsi besar. Hal ini menjadi tanggung jawab organisasi keagamaan untuk tampil sebagai problem solver (penyelesai masalah).
Kerja sama antarumat berbagai agama pun dilakukan dengan penandatangan Piagam Kemanusiaan yang merupakan tonggak peradaban sang penting. Din Syamsudin menyampaikan pandangannya tersebut, saat menjadi pembicara pada Perayaan Al-Azhar untuk Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia, pada Jumat 5 Februari 2021.
Din Syamsudin menyampaikan pandangannya dalam pidatonya berjudul 'Tanggung Jawab Organisasi Keagamaan untuk Membangun Persaudaraan Kemanusiaan'. Perayaan tahunan ini merupakan yang kedua sejak Piagam Persaudaraan Kemanusiaan (Watsiqat al-Ukhuwwah al-Insaniyah) ditandatangani oleh Syaikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Muhammad Al-Thayyib dan Paus Fransiscus di Abu Dhabi, 4 Februari 2019.
Piagam Persaudaraan Kemanusiaan itu menandai persatuan keyakinan keagamaan, persatuan Timur-Barat, Utara-Selatan, bahkan antarumat beragama dan tidak beragama.
Menurut Din Syamsudin, kerja sama antar umat beragama sedunia sangat mendesak. Walaupun agama-agama berbeda secara teologis, namun mereka bertemu pandangan pada titik kemanusiaan.
"Agama memang dari Tuhan, tapi sejatinya untuk manusia dan kemanusiaan. Maka tidak ada pemisahan antara Persaudaraan Keimanan (seperti persaudaraan keislaman) dan Persaudaran Kemanusiaan. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 sekaligus Ketua Dewan Pertimbangan MUI 2015-2020.
Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Syarif Hidatullah Jakarta ini menyarankan, agar Perayaan Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia tidak berhenti pada seremoni dan diskusi, tapi harus berlanjut pada aksi nyata ada kolaborasi umat lintas agama dalam membangun koeksistensi damai dan toleransi.
"Keduanya perlu berlanjut pada kolaborasi dalam berbagai sektor peradaban," tutur mantan utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antar agama dan peradaban ini.
Pada perayaan tahun ini diselenggarakan secara virtual oleh Komite Tertinggi Persaudaraan Kemanusiaan (The Higher Committee of Human Fraternity) yang berkedudukan di Kairo, hadir sejumlah tokoh, baik Muslim maupun Kristiani baik di Arab maupun luar negeri, termasuk dari PBB.