Din: Justru Karena Agama, Pancasila Menjadi Kuat
Din Syamsuddin menegaskan, agama khususnya Islam mempunyai pengaruh kuat terhadap Negara Pancasila. Maka dari itu, kata Din Pancasila bukan musuh agama.
"Karena Pancasila dengan agama negara menjadi kuat, menjadi tegak. Tanpa agama, negara Pancasila menjadi retak," tegas Din dalam Seminar Pra-Muktamar ke-48 yang berlangsung di Universitas Muhmmadiyah Sidoarjo (Umsida), pada Selasa 3 Maret 2020.
Dalam penyampaian materi 'Negara Pancasila Darul 'Ahdii was Syahadah: Relevensi dan Implementasi'. Din menguraikan konsep Darul 'Ahdi was Syahadah merupakan penanaman baru tentang corak negara yang telah menjadi ijtihad indonesiawi. Istilah tersebut belum ada literatur pemikiran politik Islam.
Sebagai ijtihad, Din memperjelas konsep Darul 'Ahdi was Syahadah dalam konteks Negara Pancasila merupakan upaya intelektual untuk adanya harmonisasi, kalau tidak rekonsiliasi antara identitas agama (Islam) dan realitas politik di Indonesia.
"Walaupun Pancasila dan Islam berhimpit dan tidak pelak lagi bahwa nilai-nilai dalam Pancasila adalah Islami. Maka, oleh karena itu keduanya tidak perlu dipertentangkan, "kata Din, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015.
Dalam Negara Pancasila, Din menegaskan bahwa yang terpenting adalah penerapan atau implementasi. Untuk itu, kata Din perlu dilakukan langkah-langkah strategis, antara lain:
Pertama, menjauhkan Pancasila dari upaya monopoli kepemilikan penafsiran kelompok tertentu. Karena upaya kepemilikan dan penafsiran secara sepihak tidak hanya bertentangan dengan esensi Pancasila sebagai kesepakatan tetapi juga membuyarkan kesepakatan itu sendiri.
Kedua, mendekatkan Pancasila dan Negara Pancasila dengan akar kelahirannya, khususnya agama dan budayanya.
"Jelas Sila Ketuhanan Yang Maha Esa berpangkal pada agama, karena agama dan Pancasila adalah setali dua uang, keduanya bersahabat dekat. Maka, Pancasila harus didekatkan dengan agama, dan agama harus didapatkan dengan Pancasila," kata Din.
Ketiga, sebagai ideologi negara Pancasila perlu diperbuatkan, tidak sekedar diperkataan. "Maka niali-nilai Pancasila perlu disenyawakan ke dalam proses Pembangunan Nasional dalam berbagai aspek, " kata Din.
Lebih spesifik Din menjelaskan Darul 'Ahdi wa Syahadah dimaksudkan sebagai nilai ke dalam yaitu untuk warga Muhmmadiyah dan umat Islam. Supaya umat Islam selesai tidak mempermasalahkan dan mempertentangkan lagi Pancasila dengan agama.
Dengan begitu Din meyakini Negara sebagai Darul 'Ahdi was Syahadah merupakan bentuk ideal kenegaraan dan kebangsaan Indonesia dan dapat menjadi model untuk bangsa-bangsa di dunia.
"Dari nilai Darul Ahdi wa Syahadah akan menjadi Darul Hadarah wal Fadhilah," kata Din.