Dilema Parpol-parpol Hadapi Pileg dan Pilpres
Beberapa pengurus partai politik saat ini menghadapi dilema menjelang Pemilu 2019. Selain harus memenangkan Pemilu Legislatif mereka juga dituntut memenangkan calon presiden yang didukung partainya.
"Kan baru sekarang pemilu Legislatif dan Pilpres dilaksanakan serentak dalam waktu yang sama," kata Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, di Jakarta Senin 21 Oktober 2018.
Meski berat, namun PKB tetap optimis dapat maraih kursi legislatif sebanyak banyaknya, sekaligus memenanangkan Jokowi untuk dua priode.
Wakil Ketua MPR RI ini, berjanji akan all out untuk memenangkan Jokowi, meskipun tidak jadi Cawapres. "Itu masa lalu, tidak perlu diungkit ungkit lagi, karena PKB sudah menyodorkan KH Ma'ruf Amin sebagai Cawapres pendamping Pak Jokowi", kata Muhaimin
Dihubungi secara terpisah, Romahurmuzy (Romy) Ketua Umum DPP PPP, menyampaikan keluhan yang sama. Namun dia telah membagi tugas dengan elit partainya supaya Pileg dan Pilpres sama sama berhasil.
Artinya Caleg PPP bisa menguasai kursi DPR, sedang Capres Jokowi yang didukung juga menang. "Jangan hanya presidennya menang, tapi PPP kehilangan kursi di DPR," kata Romy
Sementara itu Wakil Ketua Umum Gerinda Fadli Son mengatakan Gerindra sudah mewakafkan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo - Sandi kepada rakyat. Jadi rakyat itulah yang akan memenangkan Prabowo.
"Meskipun Pak Probowo tidak partai partai besar, tapi tidak khawatir, karena Pak Probowo bersandar pada kekuatan Allah," kata Wakil Ketua DPR ini.
Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang Yusril Ihzamahendra mengaku partainya tidak akan mengambil pusing dengan Pemilu Presiden. Partainya tetap fokus pada Pemilu Legislatif.
Alasannya, kalau Pilpres hanya untuk kepentingan Calon Presiden, sedang Pileg untuk kepentingan partai dan Caleg PBB. "Apa artinya presiden yang didukung menang, tapi partainya tidak lolos ke Senayan. Idealnya bisa memang menang kedua duanya," kata Yusril.(asm)