Dilaporkan Hina Salib, Ini Klarifikasi Ustaz Abdul Somad
Ustaz Abdul Somad (UAS) akhirnya angkat bicara terkait tudingan menghina salib yang merupakan lambang agama Kristen dan Katolik. Pernyataan Somad ini untuk meluruskan setelah sebuah video ceramahnya yang dituding menghina simbol agama Kristen dan Katolik beredar luas di media sosial.
"Saya sedang dilaporkan ke Polda Nusa Tenggara Timur karena dianggap menistakan agama. Sudah baca beritanya," kata Somad kepada jemaah saat memberikan ceramah 17 Agustus 2019 di Masjid At-Taqwa, Pekanbaru Riau seperti dalam video yang diunggah channel FSRMM TV, yang merupakan channel ceramah Somad.
Menurut Somad, video viral yang menuding dirinya menghina agama lain itu terjadi tiga tahun lalu saat dia melakukan kajian tertutup di sebuah masjid di Pekanbaru, Riau.
"Pertama, itu saya menjawab pertanyaan. Bukan saya membuat-buat untuk merusak hubungan (antar agama)," kata Somad.
"Kedua, itu pengajian saat itu dilakukan tertutup, bukan di lapangan sepak bola, bukan di stadion, bukan di TV, tapi untuk intern umat Islam. Menjelaskan pertanyaan tentang patung dan tentang kedudukan Nabi Isa, untuk orang Islam dalam Al-Quran dan sunah nabi SAW," ujar Somad.
Somad memastikan, apa yang dia ungkapkan tidak bermaksud untuk menghina agama tertentu, apalagi menghasut dan memecah belah umat.
"Pengajian itu sudah lebih tiga tahun lalu, ceramah subuh hari Sabtu di Masjid An-Nur Pekanbaru. Kenapa baru viral sekarang?," kata dia.
Meski mengaku tidak ada niat untuk mengadu domba umat, namun Somad tetap akan menghormati upaya hukum. Somad akan tunduk dan siap menjalani pemeriksaan jika diperlukan polisi.
Sementara itu, terkait viralnya video Somad ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah minta polisi segera mencari pengunggah pertama video tersebut. Video ini bermuatan sara sehingga motif pengunggah video perlu digali.
MUI juga mengimbau semua tokoh agama bisa bersikap arif dan bijaksana dalam menyampaikan pesan keagamaan. Jika ada masalah terkait isi ceramah, MUI minta semua pihak mengedepankan musyawarah dan semangat kekeluargaan.
Advertisement