Dikutip Joe Biden, Surat An-Nur 35 Berdimensi Kuasa Langit - Bumi
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutip satu ayat Al-Quran dalam Surat An Nur ayat 35: “Allah adalah pemberi cahaya di langit dan bumi", yang membimbing kita keluar dari kegelapan.
Berikut Surat An-Nur 35.
Artinya:
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (sesuatu), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manuisa, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Menurut penjelasan para ahli tafsir Al-Quran. Kata nur berasal dari akar kata nara-nauran, berarti menerangi, semakna dengan kata anara, nawwara, istanara. Dalam bentuk kata benda yang memiliki kedekatan makna dengan nur adalah nar, yaitu unsur alamiyah yang aktif mengeluarkan cahaya, panas, dan membakar, disebut juga dengan al lahab, ketika menjilat-jilat. Sedang nur berarti cahaya, yaitu penerang yang menjelaskan sesuatu sehingga terlihat hakekat yang sesungguhnya.
Disebutkan, cahaya berlapis-lapis/bertingkat. Dalam fisika telah dimaklumi bahwa cahaya putih dari sinar matahari jika dilewatkan pada sebuah prisma akan terurai menjadi warna-warni seperti pelangi. Warna-warni ini menunjukkan spektrum cahaya sekaligus tingkat energinya. Semakin ke arah warna merah, energinya semakin tinggi. Jika cahaya memasuki air laut, maka uraian warna tadi (pelangi) tersebut akan hilang satu persatu sesuai tingkatannya.
Pada kedalaman tertentu, warna merah tidak bisa menembus lagi, sementara warna lainnya masih terus masuk ke dalam air. Begitu seterusnya sampai warna terakhir yang masuk ke kedalaman tertentu secara berurutan ke warna violet. Fenomena ini cukup jelas bagi kita bahwa cahaya memiliki tingkatan seperti disebutkan dalam Al-Qur’an.
Menurut Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), Surat An Nur ayat 35 ini merupakan satu “metode penelitian” yang ditawarkan Allah kepada manusia secara luar biasa. Dalam An Nur ayat 35 tersebut jelas Allah adalah cahaya itu sendiri, dan manusia diperintahkan untuk mencarinya! Bukankah proses mencari adalah “ruh” utama sebuah penelitian?
Tentu Surat an Nur 35 lebih lengkap lagi dibanding metode kualitatif-kuantitatif dan grounded. karena pencarian yang dimaksud di surat ini sampai kepada puncak tertinggi, yakni Allah.
Sungguh betapa dahsyatnya apa yang terkandung dalam surat An-Nur 35 ini karena menegaskan manusia untuk menuju cahaya. Ini berarti proses yang maha panjang, tidak berkesudahan, dan berarti pula manusia disuruh selalu berpikir, meneliti, berdiskusi, mempertanyakan kembali, tanpa putus-putusnya.
Proses ini boleh jadi dapat dilalui dengan berbagai ”metode”, syariah, sahadah, mekanisme tauhid dan seterusnya untuk menuju cahaya Allah. Sudah pasti ”metode” untuk sampai pada tataran ini sangat canggih, melebihi metode penelitian ciptaan manusia.
Ucapan Selamat Ramadhan dari Joe Biden
Presiden Amerika Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden Senin sore (12 April 2021) menyampaikan ucapan selamat menjalankan ibadah bulan suci Ramadhan kepada seluruh komunitas Muslim di Amerika dan di seluruh dunia.
Biden merujuk kondisi pandemi yang membuat begitu banyak keluarga menjalankan ibadah puasa “tanpa orang-orang yang mereka cintai.”
"Namun, komunitas Muslim kita memulai bulan turunnya wahyu dengan harapan baru. Banyak yang meningkatkan kesadaran mereka dengan kehadiran Tuhan dalam kehidupan mereka, memastikan kembali komitmen untuk melayani orang lain yang didorong oleh keimanan mereka, dan menunjukkan rasa syukur atas berkat yang mereka nikmati – kesehatan, kesejahteraan dan kehidupan itu sendiri,” demikian petikan pernyataan Biden.
Lebih jauh Biden menyampaikan betapa warga Muslim-Amerika telah memperkaya Amerika sejak pertama kali negara ini didirikan. Ia juga menyebut upaya warga Muslim untuk ikut memberantas Covid-19, memainkan peran penting dalam pengembangan vaksin dan sebagai petugas layanan kesehatan di garis depan, maupun sebagai pelayan publik di berbagai bidang lain; “memainkan peran utama dalam perjuangan berkelanjutan demi kesetaraan ras dan keadilan sosial.”
“Tetapi tetap saja warga Muslim-Amerika terus menjadi sasaran perundungan (target bullying), kefanatikan dan kejahatan bermotif kebencian. Prasangka dan serangan-serangan ini salah. Hal ini tidak dapat diterima. Ini harus dihentikan. Tidak boleh ada satu orang pun di Amerika yang hidup dalam ketakutan untuk mengungkapkan keyakinannya. Pemerintahan saja bekerja tanpa kenal lelah untuk melindungi hak dan keamanan seluruh warga,” tegas Biden.
Biden menggarisbawahi bagaimana pada hari pertama menjabat ia mengakhiri “travel ban” atau larangan perjalanan bagi warga Muslim yang “memalukan.”
Biden berjanji akan terus membela hak asasi di mana pun, termasuk hak warga Uighur di China, warga Rohingya di Birma dan komunitas Muslim di seluruh dunia.
“Ketika kita mengenang orang-orang yang telah meninggalkan kita sejak Ramadhan lalu, kita berharap akan datang hari-hari yang lebih cerah di masa depan,” ujar Biden.
Perayaan-perayaan di Gedung Putih masih terus dilangsungkan secara virtual. Tetapi pada bagian akhir pernyataannya ia mengatakan, “Insya Allah saya dan Jill berharap dapat melangsungkan perayaan Idul Fitri secara langsung di Gedung Putih tahun depan.”