Dikritik Tak Jalan Kaki di Trotoar, Humas Pemkot Meradang
Pemerintah Kota Surabaya, melalui Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser, meradang. Ia merespon kritik dari anggota DRPD Kota Surabaya, Reni Astuti. Itu terkait tak pernahnya pejabat Pemerintah Kota Surabaya, baik dari jajaran staf hingga pimpinan, yang menggunakan jalur pedestrian di Kota Surabaya. Kritik itu terungkap saat rapat dan pertemuan di gedung DPRD Kota Surabaya.
Menurut Fikser, pihanya menyambut baik kritik tersebut. Namun, menurut Fikser, pejabat Pemerintah Kota Surabaya itu sangat banyak. Mulai dari staf hingga pimpinan. Mereka pun tak sedikit yang menggunakan trotoar untuk berjalan kaki.
"Sayangnya, soal ini banyak masyarakat yang tidak tahu. Atau mungkin Bu Reni juga tidak tahu," kata Fikser kepada ngopibareng.id, Sabtu 7 September 2019.
Bila kritik diarahkan pada para Kepala Dinas, dan Pimpinan Pemkot Surabaya, hal itu tak masalah. Namun, menurutnya, nyatanya sering kali Kepala Dinas, Sekkota, dan pejabat tinggi lainnya sering menggunakan trotoar dan berjalan kaki. Inilah yang tak pernah gembar-gembor di media.
Demikian pula bila hal itu ditujukan pada Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Fikser tak setuju dengan hal itu. KArena, menurutnya, kondisi Risma saat ini yang masih cedera kakinya. Tak memungkinkan untuk berjalan kaki di trotoar Surabaya.
"Ya, 'kan kondisi kaki Ibu belum sembuh. Masa kita paksa untuk jalan kaki. Kalau pak Wakil Wali Kota nanti saya sampaikan untuk memposting ke media sosial jika berjalan kaki di trotoar jika ada pertemuan di DPRD. Biar semua tahu, kami Pemkot SUrabaya itu sering berjalan kaki di trotoar. Namun ya tidak dipublikasikan," ungkap Fikser.
Selain itu, Fikser mengatakan akan menyampaikan hal ini kepada Kepala Dinas dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Agar diadakan kegiatan berjalan kaki bersama Pemkot Surabaya. Masyarakat agar mengetahui hal itu. Pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya juga berjalan kaki di trotoar.
"Nanti mungkin kita adakan lah kegiatan atau acara jalan bareng, dari Balai Kota ke Gedung DPRD. Biar Bu Reni tahu, kalau kami juga jalan kaki. Kami sangat tidak masalah kalau jalan kaki," lanjut Fikser.
Disisi lain, Fikser juga berharap, anggota DPRD Kota Surabaya, yang mengkritik Pemkot Surabaya, untuk juga melakukan hal yang sama. Yakni saat diundang rapat oleh Pemkot di Balai Kota, harus berjalan kaki.
"Kami kembalikan ke beliau, nanti kalau diundang Pemkot, saya harap juga mau jalan kaki ke Balai Kota ya. Sama-sama kita gunakan trotoar itu," katanya.
Seperti diketahui, Kamis 3 September 2019, Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti, mengkritik keengganan Pejabat Pemerintah Kota Surabaya untuk berjalan kaki dan menggunakan trotoar yang mereka bangun. Menurutnya, percuma Pemkot membangun bagus-bagus trotoar di Surabaya, jika pejabat Pemkot sendiri enggan menggunakan trotoar.
"Mereka bikin tapi tidak pernah digunakan. Terus siapa yang disuruh menggunakan?" kata Reni
Bukan hanya mengkritik, Reni mengaku ia menerapkan ke dirinya sendiri. Jika ia diundang rapat Pemkot, ia selalu jalan kaki dari Gedung DPRD Kota Surabaya menuju Balai Kota. Bahkan, apabila ia ada acara di Siola, tak jarang ia juga berjalan kaki dari Yos Sudarso menuju Tunjungan.
"Kalau naik mobil dari Balai Kota ke sini kan ribet ya, muter. Mending jalan kaki enak, cepat. Saya kalau ada acara agak jauh, kurang dari 2 kilometer gitu, kalau waktunya masih banyak, saya pilih jalan kaki. Waktu itu ada acara di Siola, ya saya jalan kaki. Nggak masalah, enak kok trotoarnya," ungkapnya.
Advertisement