Dikembangkan, Serangga Mandul untuk Kendalikan Nyamuk Aedes
Kepala Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) – BRIN, Irawan Sugoro mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan program pengendalian dan pencegahan infeksi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, khususnya nyamuk Aedes aegypti.
“PRTPR – BRIN telah mempelajari pemanfaatan radiasi pengion untuk mensterilkan nyamuk vektor. Sterile Insect Technique (SIT) tidak hanya tentang sterilisasi, namun banyak aspek yang perlu dipelajari,” tuturnya dikutip dari laman Brin Rabu 9 November 2022.
Acara ini digelar pada kegiatan kerjasama BRIN dan International Atomic Energy Agency (IAEA) bersama 13 negara di Jakarta dari tanggal 7 hingga 11 November 2022.
Technical Cooperation National Liaison Officer (NLO) Indonesia untuk IAEA Totti Tjipto Sumirat mengatakan, kegiatan ini dapat menghasilkan pemanfaatan SIT nyamuk Aedes di masa mendatang. Ia berharap agar seluruh peserta dapat memaksimalkan kesempatan bertukar informasi SIT pengendalian nyamuk Aedes di bawah bimbingan tenaga ahli, Dr. Marc Vreysen.
Soal penerapan Teknik Serangga Mandul (TSM) juga telah dikembangkan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Menurut mantan Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, TSM merupakan teknologi nuklir yang sudah lebih dari 50 tahun dipakai di seluruh dunia. Awalnya digunakan untuk melawan lalat buah, ngengat dan serangga pengganggu lainnya.
“Teknologi ini kemudian dikembangkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional untuk melawan penyakit berbasis virus yang dibawa nyamuk. Indonesia bersama Italia, China dan Mauritius dijadikan pionir untuk program ini,” ujar Djarot dari laman BATAN.
Disebutkan, ini adalah teknik yang digunakan untuk memandulkan nyamuk jantan dengan menggunakan radiasi sinar gamma. Tujuan dari teknik tersebut adalah menurunkan jumlah populasi nyamuk dengan cara menyebarkan nyamuk jantan pada habitatnya. Meskipun terjadi perkawinan antara nyamuk jantan dengan nyamuk betina, namun dari perkawinan tersebut tidak akan terjadi pembuahan. Dengan demikian, jumlah populasi nyamuk semakin lama akan semakin menurun.
Teknik serangga mandul, lanjutnya memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknik lainnya. Di antaranya adalah lebih murah, ramah lingkungan dan lebih mudah digunakan. Efektivitas penurunan populasi bisa mencapai 96,35 persen pada penyebaran nyamuk jantan minggu ke empat, dapat menahan munculnya kasus baru di atas 7 bulan. “Juga dapat menghilangkan keberadaan virus yang dianalisis pada tubuh nyamuk setelah pelepasan kedua,” imbuh Djarot.
Advertisement