Dikeluhkan, PLN Gunduli dan Tebang 500 Pohon di Jalur Hijau
PLN Cabang Probolinggo menggunduli dan menebang sekitar 500 pohon di jalur hijau di sejumlah jalan protokol di Kota Probolinggo, Jawa Timur. Alasan, ratusan batang pohon itu mengganggu jaringan listrik. Karuan tindakan PLN itu disayangkan Komunitas Peduli Lingkungan Kota Probolinggo dan sejumlah warga.
“Saya heran, mengapa pihak PLN main potong pohon sembarangan? Dari segi estetika menjadi tidak indah dipadang. Kalau pohon-pohon dipotong seperti ini kapan tumbuhnya?” kata Ketua Komunitas Peduli Lingkungan Kota Probolinggo, Fathurrahman, Selasa, 28 Juli 2020.
Ratusan pohon yang dirompes (dipotong ranting), dipotong dahan, dan ditebang batangnya bisa dilihat sejak di Jalan HOS Tjokroaminoto, Jalan Mastrip, jalur selatan Wonoasih, hingga Jalan Brantas.
Penggundulan dan pemotongan pohon-pohon itu sejak pekan terakhir bulan Juli 2020. Dan hingga Selasa hari ini masih menyisakan sejumlah pohon yang belum ditebang di Jalan Brantas.
Pemotongan pohon-pohon peneduh jalan juga dikeluhkan sejumlah warga yang biasa melewati jalan-jalan protokol di Kota Probolinggo. “Saat saya melintasi Jalan Tjokroaminoto ke selatan di siang hari terasa lebih panas karena banyak pohon ditebang,” kata Ali, warga Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.
“Jalan-jalan di Kota Probolinggo terasa gersang dengan amblasnya pohon-pohon penghijauan,” ujar Rudi, warga Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo.
Sementara itu Kepala PLN Cabang Probolinggo, Ghery Gerhadi mengatakan, terkait pemotongan dan penebangan pohon, pihaknya telah meminta izin kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolingo dan Balai Besar Jalan Nasional VIII Surabaya.
“PLN melakukan pemangkasan pohon yang berdekatan dengan jaringan listrik, karena sangat berbahaya dan mengganggu jaringan terutama saat musim angin seperti sekarang,” kata Ghery kepada wartawan di kantornya, Selasa.
Bila ranting pohon sampai menempel pada jaringan listrik 20 Kilovolt (KV), aliran listrik bisa terganggu. “Kalau jaringan 20 KV yang terganggu, listrik yang pada bukan hanya satu desa, tetapi bisa sekecamatan, bahkan se-Kota Probolinggo,” katanya.
Ghery menambahkan, pemangkasan pepohonan dimulai sejak sepekan terakhir Juli 2020 atau menjelang musim angin. Guna mempercepat pekerjaan, PLN Cabang Probolinggo menerjunkan 16 regu yang dibantu PLN Pasuruan dan PLN Surabaya.
Jumlah pohon yang dipangkas, kata Ghery, terdata sekitar 500 batang, yang ujungnya mendekati jaringan listrik. “Terdata 500 pohon, sekarang yang tersisa sekitar 50 pohon di Jalan Brantas yang belum dipangkas,” katanya.
Ghery menyebut, pohon menjadi penyebab utama (sekitar 70%) terganggunya pasokan listrik. Disusul penyebab lain karena layang-layang 20%, dan material listrik milik PLN 10%.
Pasca pemangkasan ratusan pohon, kata Ghery, PLN akan menyalurkan bantuan berupa bibit pohon dan tanaman hias untuk diletakkan di jalur hijau di Kota Probolinggo.
Advertisement