Dikabarkan ke Barcelona, Isco Berpotensi Jadi Pengkhianat Ke-6
Sehari menjelang duel Barcelona kontra Real Madrid di Supercopa de Espana di Arab Saudi, Kamis 13 Januari 2022, muncul kabar tak sedap. Pemain Real Madrid, Isco disebut-sebut telah melakukan kesepakatan dengan Barcelona. Sebuah ‘pengkhianatan’ besar jika hal itu terjadi.
Rivalitas kedua tim sudah berlangsung sejak lama. Sampai saat ini, tim sepak bola Barcelona masih dikaitkan dengan representasi perlawanan masyarakat Catalunya terhadap pemerintahan Spanyol yang berbasis di Madrid.
Begitu juga sebaliknya dengan Real Madrid yang digunakan oleh Jenderal Franco sebagai alat memamerkan suprioritas mereka atas sepak bola Catalunya.
Maka tak heran, bila kemudian siapa pun pemain Barcelona yang menyeberang ke Real Madrid dianggap sebagai pengkhianat oleh penggemar. Begitu pula dengan pemain Real Madrid yang hengkang ke lawan abadi mereka.
Isco adalah pemain yang berpotensi menjadi ‘pengkhianat’ baru, menyusul kabar kesekapatan secara lisan antara Barcelona dengan perwakilan sang pemain.
Kontrak Isco di Real Madrid tersisa lima bulan lagi atau hingga Juni 2022. Selain tak juga mendapat sodoran kontrak baru, minimnya menit bermain yang dia dapatkan, diyakini sebagai indikator pemain asal Spanyol itu tak dipertahankan oleh Madrid.
Pada La Liga 2021/2022, Isco baru mencatatkan sembilan penampilan dari 21 pertandingan yang telah dijalani Los Blancos. Isco bahkan hanya dua kali dipercaya sebagai starter.
Dikutip dari El Chiringuito, Barcelona mencoba memanfaatkan situasi ini untuk menarik keluar sang pemain dari Estadio Santiago Bernabeu dengan melakukan negosiasi antara kubu Barca dan Isco.
Sumber serupa mengklaim bahwa Isco sudah menyatakan setuju secara verbal untuk bergabung dengan Barca setelah kontraknya di Madrid berakhir.
Pengkhianat ke-6
Andai isu tersebut benar adanya, Isco akan menjadi ‘pengkhianat’ keenam dalam sejarah transfer antara Barcelona dan Madrid.
Sebelumnya Isco tercatat ada, lima pemain yang pernah dicap sebagai pengkhianat oleh penggemar kedua kubu. Figo merupakan pujaan di Camp Nou sejak bergabung tahun 1995. Dia menyumbang tujuh gelar dan sukses mencetak 45 gol dari 249 laga.
Tapi tiba-tiba Figo pindah ke Madrid tahun 2000 sekaligus menjadikannya pemain termahal di dunia saat itu. Figo pun menjadi sasaran fans Blaugrana ketika laga El Clasico berlangsung di Camp Nou. Ia dilempari koin, bola golf, hingga kepala babi.
Sebelumnya, ada Luis Figo yang disebut sebagai pengkhianat oleh fans Barcelona setelah memutuskan pindah ke Real Madrid setelah lima musim bermain untuk tim raksasa Catalan tersebut.
Selain itu, ada nama Michael Laudrup yang juga terkenal sebagai pengkhianat di antara kedua klub. Laudrup membela Barcelona pada tahun 1989-1994 dan menyeberang ke Real Madrid. Dia bermain untuk tim ibukota di musim 1994-1996.
Bernd Schuster merupakan pemain lain yang pernah membela Barcelona lalu hengkang ke Madrid. Maklum, mantan pemain asal Jerman ini merupakan salah satu pilar Barca di era 1980an.
Sosok Schuster memang layak jadi idola. Dia sukses menyumbang delapan gelar bagi Blaugrana.
Tapi hubungannya dengan fans Barca memburuk saat ia pindah tahun 1988 ke Madrid. Meski hanya menyumbang tiga gelar bagi Los Blancos, namun dua gelar di antaranya merupakan gelar La Liga.
Karier Saviola sebetulnya tidak terlalu gemilang saat membela Barcelona dan Madrid. Sebab ia hanya menjadi pemain pelapis selama di Barcelona dan Real Madrid.
Meski demikian Saviola sukses menyumbangkan satu gelar bagi Blaugrana dan dua gelar bagi Los Galacticos.
Saviola pindah dari Barcelona ke Real Madrid pada tahun 2007. Menariknya Madrid tak mengeluarkan dana sepeser pun saat merekrutnya dari Barcelona.
Sedangkan pemain terakhir yang dicap sebagai pengkhianat adalah Luis Enrique. Berbeda dengan empat pemain sebelumnya yang menyeberang dari Barca ke Madrid. Enrique membela Real Madrid lebih dulu pada tahun 1991-1996 dan membela Barcelona tahun 1996-2004.
Bersama Madrid, ia hanya meraih tiga gelar. Tapi sejak gabung Barcelona, prestasinya langsung melejit.
Ia sukses meraih tujuh gelar termasuk menjadi pemain terbaik di La Liga pada musim 1997/98. Kini ia menangani Barcelona dan akan menghadapi laga El Clasico untuk kesekian kalinya.
Advertisement