Dikabarkan Hilang 10 Hari, Kapal Nelayan Lamongan Ditemukan
Sempat dikabarkan hilang, Kapal Lancar Jaya asal Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran Lamongan yang sempat meresahkan anggota keluarga 12 awak kapal akhirnya ditemukan.
Ternyata kapal yang dikapteni Deni, warga Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran dengan 11 anak buah kapal (ABK) itu terapung-apung dan pasang jangkar di perairan laut Banyuates, utara Madura sejauh kurang lebih mil dari daratan. Alasannya, karena kehabisan bahan bakar solar.
Semua awak kapal dikabarkan selamat. Tapi, mereka gagal mendapatkan hasil tangkapan sesuai harapan. Kapal beserta awak kapal sekarang dikabarkan sedang mengarah ke daratan Dongkek, Madura.
"Ya sudah tidak memikirkan hasil tangkapan, yang penting menyelamatkan nyawa," tutur Ghufron, warga Kelurahan/Kecamatan Brondong, Selasa 03 Januari 2023.
Ghufron adalah orang tua Choirul Khudlori, salah seorang ABK yang mengaku sempat datang ke Dongkek untuk memastikan keberadaan dan keselamatan anak dan semua awak Kapal Lancar Jaya.
Dia bersama anggota keluarga awak kapal yang lain sempat gelisah dan tidak bisa tidur. Karena lebih dari kebiasaan lamanya hari melaut untuk menangkap ikan, anak dan awak kapal belum juga diketahui kabarnya. Sedang cuaca sekarang sedang ekstrem.
Diketahui, Kapal Lancar Jaya dengan 12 awak kapal berangkat melaut pada Sabtu, 24 Desember 2022. Saat itu cuaca masih biasa saja dan belum sempat muncul pengumuman BMKG tentang cuaca yang bakal terjadi.
Biasanya, di cuaca normal atau sedikit ekstrem kapal berlayar hanya butuh waktu maksimal selama 5-7 hari sudah pulang dan bongkar ikan. "Kami juga tidak bisa menghubungi mereka. Jadi setiap hari kita hanya berdoa supaya mereka diberi keselamatan," imbuhnya.
Dibantu Solar Nelayan Madura
Dikonfirmasi di tempat yang sama, Choirul Khudlori pun menceritakan, jika mereka kehabisan solar karena kapal terombang-ambing gelombang hingga tidak bisa menentukan arah. Semisal untuk satu tempat biasanya butuh waktu hanya lima jam, bisa jadi sampai 10 -15 jam.
Berawal dari Tenggarong menuju timur Kangean menuju Dongkek. Tetapi, baru sampai di Banyuates solar habis. Saat itu awak kapal sempat panik, apalagi, bagian ujung kapal sempat retak.
"Alhamdulillah, kami sempat dapat bantuan dua drum solar dari kapal nelayan lain, nelayan Madura. Akhirnya masih dengan melawan ombak dan angin kami berhasil mendarat di Dongkek," tuturnya.
Selama di Dongkek, lanjut Choirul Khudlori, ternyata oleh petugas setempat awak kapal tidak diperkenankan pulang. Alasannya tidak ada yang bawa surat menyurat dan KTP.
"Kalau saya selalu bawa. Tapi, pulangnya merambat. Minta bantuan polisi sana sini, akhirnya sampai juga ke rumah. Lha gimana lagi, semua kehabisan uang, " terangnya.
Tidak lama berselang, Ghufron dan Choirul pamitan mengakhiri percakapan. Mereka akan ke rumah-rumah keluarga para awak kapal untuk menginformasikan bahwa semua selamat. "Karena sampai sekarang mereka masih nunggu-nunggu kabar. Kasihan kalau tidak segera dikabari," tandas Ghufron.
Sementara itu Ketua Rukun Nalayan Blimbing, Nurwachid dan Ketua Rukun Nelayan Brondong, Mugiono, ketika dikonfirmasi membenarkan seluruh awak kapal Lancar Jaya semua dalam kondisi selamat. "Alhamdulilllah, semua selamat. Untuk. selanjutnya kita masih menunggu kabar dari Madura, " katanya.