Dik Dilan, Program Andalan Gus Ipul-Puti, Apakah Itu?
Pasangan bakal calon gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan bakal calon wakil gubernur Puti Guntur Soekarno (Mbak Puti) sadar bahwa persoalan di Jawa Timur harus diatasi dengan cara-cara yang akseleratif, cepat, terukur, terencana, dan langsung. Pada saat yang sama, capaian-capaian baik yang sudah diraih di masa pemerintahan sebelumnya selama hampir 10 tahun duet Soekarwo-Gus Ipul tetap harus dipertahankan.
Karena itu, visi yang dicanangkan adalah Perubahan Berkelanjutan untuk Jawa Timur Makmur. Perubahan tetap diperlukan karena problem di Jawa Timur masih banyak yang harus diselesaikan. Namun, kata kunci “berkelanjutan” dipakai untuk mempertahankan capaian baik yang sudah diraih selama ini. Antara lain, turunnya angka kemiskinan, angka pengangguran, peningkatan income per kapita, dan indeks pembangunan manusia yang terus meningkat.
Visi tersebut diwujudkan melalui tiga strategi. Yakni menjadikan SDM sebagai titik tumpu, gotong royong dan inovasi sebagai jalan, kemudian rakyat kecil dan komunitas menjadi penggerak utama. Tiga strategi ini akan bergerak untuk menuju visi besar tersebut melalui 9 Agenda Prioritas dan 33 Janji Kerja.
Sebanyak 33 Janji Kerja itu akan menjadi program yang fokus, akseleratif, terencana, dan langsung pada inti permasalahan. Dan program-program tersebut dimunculkan dengan nama-nama yang langsung menarik perhatian. “Untuk menegaskan komitmen kita terhadap program tersebut sekaligus mendapat perhatian masyarakat bahwa ini yang akan kami jalankan,” kata Gus Ipul di Surabaya, Minggu 11 Februari 2018.
Lima program utama sudah meluncur. Yakni, Dik Dilan (Pendidikan Digratiskan Berkelanjutan), Satria Madura (Satu Triliun untuk Madura), Desa Cemara (Desa Cerdas Maju Sejahtera), Tebar Jala (Pusat Ekonomi Baru Jalur Selatan), dan Madin Plus Berkelanjutan.
Dik Dilan bakal mengembalikan lagi pendidikan gratis untuk masyarakat Jawa Timur. Setelah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengembalikan lagi kewenangan terhadap SMA/SMK negeri kepada pemprov, sejumlah daerah yang menggratiskan pendidikan hingga tingkat menengah atas tak bisa melakukannya lagi.
Dengan Dik Dilan, Gus Ipul akan kembali menggratiskan SMA/SMK negeri. Komitmen pendidikan tak hanya diwujudkan pada sekolah negeri, tapi juga sekolah swasta. Sekolah-sekolah swasta yang setingkat dengan SMA akan diberikan subsidi. Pemprov Jatim mengalokasikan dana untuk meng-cover seluruh operasional SMA/SMK tanpa dibebankan ke peserta didik dengan alokasi Rp 1,4 triliun.
Komponen yang akan ditanggung mencakup biaya operasional dan SPP yang dihitung per siswa. “Untuk siswa dari keluarga miskin, kita akan memberikan beasiswa yang digunakan untuk biaya transportasi, pembelian peralatan sekolah dan pengadaan buku dan alat penunjang kecakapan khusus. Besaran dana akan disesuaikan untuk masing-masing daerah,” kata Gus Ipul.
Selain itu, ada Satria Madura (Rp 1 Triliun untuk Akselerasi Pembangunan Madura). Selama ini kita selalu memunggungi Pulau Madura. Daerah dengan julukan pulau garam itu berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah, kemiskinan masih tinggi, infrastruktur kurang memadai, dan akses terhadap layanan kesehatan yang masih berada dibawa rata-rata.
Program ini akan memberikan anggaran tambahan sebesar Rp 1 triliun per tahun yang dibagi secara proporsional untuk 4 kabupaten yang ada. Anggaran ini akan menambah anggaran lain yang selama ini sudah diberikan. “Fokus pemanfaatannya adalah akselerasi pembangunan infrastruktur, investasi bidang ekonomi dan peningkatan aksesibilitas pada layanan pendidikan dan kesehatan,” kata Gus Ipul.
Komitmen terhadap Pulau Madura juga sama besarnya dengan kawasan selatan Jawa Timur. Selama ini terjadi gap cukup besar antara kawasan pantai utara dan pantai selatan. Sirkulasi pembangunan ekonomi memang hanya terpusat di daerah-daerah di sekitar Surabaya. Untuk itu, program Tebar Jala (Pusat Ekonomi Baru Jalur Selatan) diluncurkan.
Dalam mengatasi hal tersebut, Gus Ipul-Puti Soekarno berkomitmen menuntaskan pembangunan Jalan Lintas Pantai selatan (Pansel) plus pembangunan pusat ekonomi yang difokuskan untuk bidang pariwisata dan daerah penyangga ekonomi agro. Tujuannya, membuka koridor isolasi daerah pantai selatan Jawa Timur agar tumbuh sejajar dengan daerah-daerah lain.
Program keempat yang diluncurkan adalah Desa Cemara alias Desa Cerdas Maju Sejahtera. Program ini berangkat dari berbagai persoalan pelayanan publik yang berhubungan dengan urusan administrasi. Selama ini, warga banyak yang mengeluh mengenai pelayanan yang tidak efisien, mahal, terlalu birokratis, dan tidak pasti.
Program ini bertujuan untuk memastikan segenap aspek dan jenis pelayanan bisa dilakukan dari tingkat desa. Sasaran program ini menjangkau sebanyak 5.674 desa dan 2.827 kelurahan. “Kita akan memberikan suplemen dana antara Rp 50-100 juta.
Pemanfaatannya untuk bantuan perangkat keras dan pelatihan sumber daya manusia serta menjamin keterhubungan sistem. Payung besar bernama Desa Cemara bisa dengan mudah dideteksi persoalannya jika terdapat hambatan teknis,” kata Gus Ipul.
Targetnya, kata Gus Ipul, semua desa/kelurahan di Jatim bisa memaksimalkan fungsinya sebagai ujung tombak pelayanan warga. Komitmen anggaran program Desa Cerdas adalah sebesar Rp 700 miliar untuk instalasi serentak di tahun pertama dan anggaran pemeliharaan dan operasional untuk tahun-tahun berikutnya.
Program kelima adalah Madin Plus. Sebelumnya, pemprov telah menjalankan program Bantuan Operasional Sekolah Daerah Madrasah Diniyah (Bosda Madin) untuk peningkatan kesejahteraan guru-guru Madin. Melalui program Madin Plus, Gus Ipul-Mbak Puti akan memperluas jangkauan penerima dan memasukkannya sebagai bantuan keuangan yang bisa diberikan secara rutin setiap tahun.
Bentuk programnya antara lain insentif guru Madin yang lebih besar dari sebelumnya, dan bantuan sarana prasarana yang diberikan berbasis jumlah siswa yang dilayani. “Kita ingin agar pendidikan Madin semakin mapan dalam memberikan kontribusi bagi meningkatnya kualitas (pendidikan agama dan akhlak generasi muda,” kata Gus Ipul.(wah)