Diikuti 729.763 Siswa, Enam Provinsi Absen Hari Pertama UN
Ujian Nasional hari pertama untuk SMK diikuti 28 provinsi dengan jumlah peserta
sebanyak 729.763 siswa (47,17%) yang terbagi dalam 7.380 (53,9%) sekolah. Sementara enam provinsi minta penundaan UN sehubungan dengan merebaknya virus corona atau Covid-19.
Posko UN melaporkan, enam provinsi yang meminta penundaan UN SMK, yaitu Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Bali, dan Provinsi Riau.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, pelaksanaan ujian di provinsi yang mengajukan penundaan akan diatur ulang sesuai prosedur, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang berkembang.
"Hasil pemantauan UN SMK hari pertama, Selasa 17 Maret 2020, relatif berjalan lcukup aman dan lancar, serta mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah Covid -19, yakni
Sekolah harus menyediakan sabun pencuci tangan," kata Mendikbud dalam keterangan tertulis yang diterima Ngopibareng.id, Selasa 17 Maret 2020.
Bagi daerah yang menetapkan penundaan UN dan penghentian aktivitas belajar mengajar di sekolah, Mendikbud mengimbau agar Dinas Pendidikan memastikan siswa tetap belajar di rumah, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan mengurangi aktivitas yang berisiko, seperti berada di kerumunan.
"Kita dukung kebijakan Pemda untuk memastikan keamanan dan keselamatan semua warga sekolah. Ingat, ini bukan libur belajar, tetapi belajar di rumah, seperti anjuran Bapak Presiden," kata Mendikbud.
Kemendikbud mendukung penuh Pemerintah Daerah yang memutuskan untuk menunda pelaksanaan UN berdasarkan tingkat risiko yang dihadapi, dan telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempermudah pemerintah daerah menghadapi tantangan ini.
"Sementara bagi beberapa daerah yang tidak terdampak dan tetap melaksanakan UN, saya ucapkan tetap semangat bekerja karena misi utama kita adalah untuk memastikan keamanan siswa dan tenaga pengajar di sekolah, khususnya terkait pelaksanaan UN ini,” ujar Mendikbud.
Pelaksana Tugas Kepala (Plt) Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbang), Totok Suprayitno mengungkapkan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) telah menetapkan delapan langkah preventif agar pelaksaan UN mengutamakan kesehatan peserta dan panitia.
BSNP juga menegaskan ada dua opsi kepada pemerintah provinsi selaku panitia UN di tingkat daerah untuk pelaksaan UN 2019/2020 di tengah wabah Covid-19.
Bagi Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota yang tidak menyatakan keadaan darurat atau meliburkan kegiatan pendidikan di sekolah/madrasah di wilayahnya tetap menyelenggarakan Ujian Nasional sesuai jadwal, Prosedur Operasional Standar (POS), dan Protokol yang telah ditetapkan oleh BSNP.
Balitbang menghimpun laporan penyelenggaraan UN SMK berdasarkan laporan dari panitia di tingkat provinsi serta pemantauan dari tim Kemendikbud di lapangan. "Secara umum berjalan lancar. Kendala-kendala di beberapa sekolah dapat ditangani oleh panitia setempat. Protokol kesehatan juga telah disosialisasikan dan dijalankan," kata Totok.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi, mengungkap pelaksanaan UN SMK hari pertama di wilayah Jawa Timur relatif lancar. Protokol kesehatan yang diterapkan untuk mencegah penyebaran Covid-19 juga dijalankan.
"Sesuai surat edaran perihal Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Coronavirus Disease (Covid-19) di Jawa Timur. Selama pelaksanaan UN berlangsung, Jawa Timur tetap berpedoman pada protokol pencegahan dari Kementerian," ujarnya.
Soal-soal UNKP (berbasis kertas dan pensil) bagi peserta berkebutuhan khusus, misalnya karena sakit, kecelakaan, mengalami kasus hukum, telah selesai dimusnahkan sesuai prosedur.
Sesuai POS UN, pada hari pertama peserta menempuh UN untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kemudian pada hari kedua mata pelajaran Matematika, pada hari ketiga mata pelajaran Bahasa Inggris, dan hari keempat Teori Kejuruan.