Dihuni 1.300 Komodo, Pembangunan di Pulau Rinca Berlanjut
Sedikitnya 1.300 ekor komodo menghuni Pulau Rinca, di dalam wilayah Taman Nasional Komodo. Kini di wilayah yang masuk dalam situs Warisan Dunia milik UNESCO itu, sedang dibangun taman bermain untuk melengkapi tujuan wisata di Pulau Komodo.
Dilansir dari Al Jazeera, sejumlah petugas Taman Nasional Komodo kini diperbantuan di situs pembangunan taman, untuk melindungi pekerja dari serangan komodo.
Subardja, petugas di Taman Nasional Komodo menyebut jika kadal raksasa di sekitar lokasi menunjukkan gelagat terganggu dengan bising dan ramainya pembangunan. "Terjadi sejumlah perubahan di sini. Kami diminta untuk melindungi pekerja. Komodo mungkin merasa ruangan mereka semakin terbatas," katanya. "Mereka tak terbiasa dengan alat berat. Sehingga jika mereka terlalu dekat, kami akan menghalaunya,"lanjutnya.
Diketahui, pemerintah berencana membuat taman serupa Jurrasic Park di film Hollywood. Akan ada danau dengan desain menyerupai huruf Y, terinspirasi dari lidah komodo. Bangunan kokoh akan berdiri untuk menyanggah pengunjung berkeliling di taman dan melihat komodo dari atas.
"Kami ingin membuatnya masuk dalam wisata kelas premium dunia. Naga Komodo seperti panda, sangat dihomati, dan ini adalah satu-satunya lokasi yang memilikinya," kata Inung Wiratno, dari Kementerian Lingkungan dan Kehutanan.
"Kami tak merusak apapun. Kami memperbaiki fasilitas dan manajemen kunjungan," lanjutnya.
Kepala Taman Nasional Komodo Kita Awang Nistyantara mengatakan jika pemerintah telah meneliti perilaku komodo dan mengatakan pembangunan tak akan merusak atau menggangu habitat mereka.
Warisan UNESCO
Taman Nasional Komodo dideklarasikan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO di tahun 1991. Kini organisasi bentukan PBB itu mengaku telah memberikan peringatan pada pemerintah Indonesia.
UNESCO telah "meminta informasi dari pemerintah Indonesia terkait rencana pembangunan ini" dan telah mengingatkan mereka untuk menyerahkan "penilaian dampak pembangunan sebelum rencana dieksekusi," katanya.
Komentar itu dikeluarkan pada Oktober, namun pembangunan sudah mulai berjalan. Pemerintah pun membantah jika mereka belum memberikan pemberitahuan pada UNESCO.
"Kami telah memberikan surat pada UNESCO, kami mengatakan bahwa kami akan membangun. Dokumen pengendalian lingkungan telah diselesaikan dan kami juga mempertimbangkan aspek sensitivitas pada area," kata Wiranto, dari Kementerian Lingkungan dan Kehutanan. "UNESCO belum merespon ini, tapi kami telah memberitahukan kepada mereka," katanya.
Kekhawatirkan juga diungkapkan oleh penduduk setempat. Mereka khawatir pembangunan akan menghancurkan taman nasional.
Komodo dikenal sebagai satwa khas yang hanya ada di Indonesia. Mereka bisa tumbuh hingga tiga meter panjangnya dengan berat hingga 166 kilogram. Komodo dikenal memiliki gigi tajam seperti hiu, dan liur yang beracun yang melumpuhkan mangsanya. (Alj)