Digunakan ‘Jingkrak-jingkrak’, MUI Tinjau Museum Rasulullah
Pemakaian Museum Rasulullah SAW di Kota Probolinggo untuk kepentingan pertunjukan musik, fashion show, hingga cheerleader dipertanyakan sebagian anggota masyarakat. Warga mempertanyakan, mengapa Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat, tidak cepat menanggapi.
Apalagi museum yang menyimpan puluhan artefak peninggalan Rasulullah SAW, para sahabat, hingga kerajaan Turki Utsmani itu, belakangan digunakan ajang “jingkrak-jingkrak”.
“Menanggapi beragam pertanyaan masyarakat melalui media sosial, telepon langsung, hingga mendatangi rumah, kami bersama sejumlah pengurus MUI mendatangi Museum Rasulullah SAW,” ujar Ketua Umum MUI Kota Probolinggo, KH Nizar Irsyad, Minggu sore, 18 September 2022.
Disayangkan KH Nizar yang didampingi Sekretaris Umum MUI, M. Dawam Ichsan dan sejumlah pengurus MUI itu tidak bisa masuk ke dalam museum di Jalan Suroyo, Kota Probolinggo. Pengelola Museum Rasulullah SAW, Taufik Hidayat yang dihubungi melalui handphone (HP)-nya mengaku, tidak bisa menemui rombongan MUI.
“Maaf saya ada kepentingan lain, ini tolong hubungi Mas Ozi yang pegang kunci museum,” ujar Taufik. Ternyata, nomor HP Ozi berkali-kali dihubungi tidak diangkat.
Terkait kondisi Museum Rasulullah, Taufik mengatakan, puluhan artefak memang sedang dibawa ke kantor Bea Cukai di Jakarta. “Tujuannya untuk pendataan atau coding terkait perizinan puluhan artefak tersebut,” katanya.
Terkait penyelenggaraan even pentas seni dan budaya di Museum Rasulullah, Taufik mengaku, belum tahu siapa penyelenggaranya. “Saya masih akan mengecek siapa penyelenggara acara tersebut,” ujarnya.
Diperoleh informasi, acara pentas seni budaya itu dalam rangkaian Hari Jadi Kota Probolinggo (Hadipro) ke-663. Penyelenggara acara bertajuk “Local Heroes” itu dipegang sebuah event organizer (EO) di Kota Probolinggo.
“Saya sudah menghubungi Mbak Putri, EO penyelenggara. Ia mengatakan, tempat pentas seni budaya sekarang bukan lagi bernama Museum Rasulullah tetapi berubah menjadi Museum Kota Probolinggo, bukan lagi,” ujar Ustadz Cahyo Wicaksono, pengurus MUI.
Soal perubahan nama museum ditanggapi oleh KH. Nizar, karena sejauh ini masyarakat masih mengenal museum di Jalan Suroyo itu sebagai Museum Rasulullah SAW. Apalagi nama Museum Rasulullah masih terpampang di pintu masuk sisi selatan gedung tersebut.
Sebuah banner bando di Jalan Soekarno-Hatta yang menampilkan Walikota Habib Hadi Zainal Abidin mengajak mengunjungi Museum Rasulullah SAW juga masih terpampang. Sehingga bisa dikatakan, eksistensi Museum Rasulullah masih ada.
“Sebaiknya penyelenggara atau EO meminta maaf kepada masyarakat atas penyelenggaraan pentas seni budaya yang kurang pas digelar di Museum Rasulullah,” ujar KH Nizar.