Digelontor 4.000 Liter, Minyak Goreng di Bojonegoro Belum Normal
Peredaran minyak goreng di Kabupaten Bojonegoro hingga dua pekan terakhir ini belum normal. Padahal, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebelumnya telah membagikan sebanyak 4.000 liter minyak goreng, dalam operasi pasar di Kantor Bakorwil Jawa Timur di Bojonegoro, Minggu, 20 Februari 2022, lalu.
Indikasi belum normalnya peredaran minyak goreng di Bojonegoro, terlihat dari kantin-kantin di beberapa kampung di Kota Bojonegoro yang belum menjual salah satu bahan perlengkapan dapur ini. Rata-rata mereka tidak menjual minyak goreng di warungnya karena, harga masih di atas normal dan juga langka.
“Harga masih belum normal, jadi belum kulakan,” ujar Yuni, pemilik warung pracangan di Kelurahan Ngrowo, Kota Bojonegoro, pada Ngopibareng.id, Selasa, 22 Februari 2022.
Yuni mengakui bahwa sudah lebih dari satu pekan, warungnya tidak jualan minyak goreng. Para pelanggannya pun mahfum mengingat harganya juga masih tinggi dari harga normal.
Dia menyebut, beli minyak goreng di salah satu pasar modern di Bojonegoro hanya untuk masak sendiri. Itu pun jumlahnya masih dibatasi hanya dua liter per orangnya. Kalau pun ingin mendapatkan minyak goreng untuk kulakan, maka harus pesan dahulu ke agennya. “Nunggu dahulu,” imbuhnya mengulang.
Berbeda dengan Yuni, pedagang pracangan bernama Sulis, mengaku sudah kulakan minyak goreng dengan harga sedikit di atas normal. Dia mengakui bisa kulakan sekitar 50 liter dengan cara pesan ke langganan agen minyak goreng di Pasar Besar Kota Bojonegoro.
Dengan cara itu, Sulis sudah bisa jualan lagi minyak goreng, meski harganya sedikit lebih mahal dari sebelumnya.”Saya hanya ambil selisih keuntungan sedikit,” ujar pedagang yang berjualan malam hari di Pasar Besar Kota Bojonegoro ini, Selasa 22 Februari-2022.
Beda pasar di Kota Bojonegoro dengan pasar di Kecamatan Dander. Di pasar yang berjarak 13 kilometer dari Kota Bojonegoro ini, minyak goreng juga masih belum merata di jual di toko-toko pracangan.
Ada yang sudah menjual pun juga ada yang belum. Alasannya hampir sama, yaitu kesulitan mendapatkan minyak serta harganya tidak sama dengan sebelumnya.”Kalau saya kebetulan, bisa jualan minyak goreng lagi, tapi terbatas jumlahnya,” ujar Adi, salah satu pedagang di Pasar Kecamatan Dander, Bojonegoro. Dia berharap masalah kelangkaan minyak goreng bisa kembali normal.”Ya, senang kalau minyak goreng harganya normal,” imbuhnya.
Sebelumnya, digelar operasi pasar bersamaan dengan acara keliling Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di beberapa kabupaten/kota di provinsi ini. Pada acara operasi pasar itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur membawa sedikitnya 4.000 liter minyak goreng, dijual dengan harga murah, Rp 25.000 per liternya.
Harga ini, lebih murah dari harga saat minyak mahal sekitar Rp 35.000 hingga Rp 37.500 per liternya. Sebanyak 2000 warga Bojonegoro, antre dengan berbaris di Alon-alon Kota Bojonegoro. Untuk membeli minyak goreng, warga diharuskan memperoleh kupon lebih dahulu, berikut menyertakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai salah satu syaratnya.