Digandeng Turki untuk Palestina, Rusia Punya Drone Nuklir
Turki menggandeng Rusia untuk mendesak berakhirnya konflik Israel dan Palestina yang terus memanas. Peran Rusia yang dikenal sebagai negara dengan kekuatan militernya, tentu sangat berdampak dalam mendorong perdamaian antara Israel dan Palestina. Baru-baru ini, Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan membahas tentang senjata terbaru mereka, bernama Poseidon.
Drone Bawah Air Berjuluk Nuklir Hari Kiamat
Senjata terbaru milik Rusia itu adalah drone bawah air yang berjuluk Nuklir Hari Kiamat. Daya ledaknya mampu mencapai dua megaton.
Dilansir dari suara.com, senjata strategis Rusia yang akan diluncurkan itu bernama Poseidon. Kini pembuatannya telah masuk tahap akhir. "Poseidon, pekerjaanya berjalan dengan baik," kata Putin, dikutip pada Sabtu 15 Mei 2021.
Disebut sebagai nuklir hari kiamat karena drone ini memiliki jangkauan hingga 10 ribu kilometer. Daya jelajah yang jauh tentu berdampak besar pada keamanan laut dunia.
Untuk memudahkan gambaran betapa jauh jarak jangkaunya, Poseidon yang berbentuk torpedo ini mampu melintas hingga Atlantik Utara jika dilepas dari Laut Barens di Kutub Utara.
Ledakan drone milik Rusia ini mampu menghasilkan gelombang serupa tsunami dengan ketinggian hingga puluhan meter.
Kecaman dari Amerika Serikat
Kabar senjata pemusnah milik Rusia tentu mengkhawatirkan dunia, terutama Amerika Serikat. Negara yang sempat berperan sebagai polisi dunia itu berkali-kali mengecam dan meminta agar Rusia menghentikan pengembangan Poseidon, sejak 2020 lalu.
Kekhawatiran Amerika Serikat sesungguhnya sangat berlasan. Sebab, pada Maret 2019, Presiden Vladimir Putin pernah menjelaskan bahwa Poseidon mampu meluluhlantakan bangunan, kapal induk, hingga sejumlah target serupa lainnya.
Empat bulan kemudian, Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan proses perakitan drone nuklir tersebut. Rencananya, ada 16 Poseidon yang akan digunakan Rusia untuk memperkuat garda terdepan pasukan tempur Armada Utara. (sua)
Advertisement