Diduga Tercemar Limbah, Ribuan Ikan Mati di Kali Surabaya
Fenomena ikan mati massal atau ikan munggut kembali terjadi di salah satu sungai di Jawa Timur. Kali ini hal itu terjadi di sungai Kali Surabaya, yang mengalir di antara, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo. Jumlah ikan yang mati bahkan diperkirakan mencapai ribuan ekor.
Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyebut, berdasarkan laporan warga ikan telah ditemukan tewas mulai, Senin 22 Juli 2019, pagi tadi.
"Dari pantauan kita dan info dari masyarakat jam 10.00 WIB sudah ikan itu mulai ngambang, cuma puncaknya baru pukul 11.30 WIB sampai sekarang," kata Direktur Operasional Ecoton, Amir Udin, pada ngopibareng.id, Senin 22 Juli 2019.
Ikan yang mati itu, bahkan berukuran besar, ia menyebut jika dibandingkan ukurannya bisa setara satu hingga telapak tangan orang dewasa. Jenisnya, mulai Bader, Rengkik, Keting, hingga Nila.
Catatan Ecoton, ini bukan kali pertama fenomena tersebut terjadi di Kali Surabaya, yang mengalir di antara Sepanjang, Sidoarjo-Driyorejo, Gresik itu. Dalam sebulan saja, yakni Juli 2019, ikan munggut sudah empat kali terjadi.
"Ternyata memang bukan hanya kali ini, ini sudah sekian kali dalam satu bulan Juli, sudah terjadi empat kali ikan mati massal. Hari ini yang paling banyak dan parah. Ada ratusan masyarakat yang mencari ikan, ada ribuan ikan yang mati," kata dia.
Dugaan sementara, Amir mengatakan hal itu bisa disebabkan oleh limbah industri pabrik kertas yang terletak di sekitar lokasi. Fatalnya, limbah tersebut diperkirakan mencemari aliran sungai Kali Surabaya yang kali ini mengalami penurunan debit, karena memasuki musim kemarau.
Hal itu, kata Amir diperkuat dari penelusuran lapangan yang dilakukan pihaknya. Yakni di aliran sungai sebelum letak pabrik tersebut, tak ditemui indikasi ikan mati massal. Namun, di aliran setelah pabrik tersebut berempat, Ecoton menemukan terjadi kematian ikan.
"Mulai masuk musim kemarau jadi debit sungai Kali Surabaya mulai turun, dari penelusuran Ecoton, dugaanya ada pabrik kertas di wilayah Driyorejo, dia memberi kontribusi pencemaran, penelusuran kami, (aliran sungai) sebelum pabrik itu tidak ketemu (ikan munggut), baru setelah pabrik itu mulai banyak," kata dia.
Usai menemukan hal itu, Ecoton kini pun segera melaporkan fenomena tersebut ke Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, untuk upaya tindak lanjut hingga pada penindakan perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran.
Ia menambahkan, pihaknya juga meminta masyarakat untuk waspada dan berhati-hati dalam mengkonsumsi ikan mati tangkapannya. Sebab diduga ikan-ikan itu terindikasi tercemar kandungan toxic dan bahan berbahaya.
"Bahayanya, jika benar ikan ini mati kalau disrbabkan oleh pencemaran industri kandungan toxic atau bahan berbahaya terakumulasi di tubuh ikan itu, ketika dikonsumsi manusia, itu yang menyebabkan penyakit kanker," kata dia.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar perusahaan juga mengontrol pembuangan limbahnya, mengingat air sungai Kali Surabaya juga merupakan bahan baku dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat, yang dikonsumsi oleh jutaan warga di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
"Ini mengkhawatirkan karena mendekati intake-nya PDAM, karena ini bahan baku PDAM. Kami rasa PDAM segera mengantisipasi karena bahaya kalau sampai dikonsumsi masyarakat," pungkasnya.