Diduga Siapkan Bom untuk People Power, Polri: Ini Jaringan JAD
Mabes Polri mengindikasikan enam orang tersangka yang ditangkap di Bekasi dan Tegal, punya rencana beraksi dalam kerumunan massa. Termasuk dalam people power terkait ketidakpuasan atas hasil Pemilu. Mereka adalah jaringan Jamaah Asharu Daulah (JAD) Lampung, berhasil dibekuk polisi dalam dua hari terakhir Sabtu dan Minggu 4-5 Mei 2019.
"Kelompok yang dikomandani SL alias Solihin ini berencana menyasar people power atau masyarakat umum bukan dengan alasan politik melainkan dengan alasan. Untuk menimbulkan kegaduhan yang lebih luas dan memancing dan menarik (massa lain) sehingga (ketidakpuasan) akan lebih luas lagi," kata Karo Penmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Senin 6 Mei 2019.
Jadi, menurut Dedi, mereka akan memanfaakan momentum ketidakpuasan atas hasil Pemilu khususnya di Jakarta sehingga ketika di Jakarta ada unjuk rasa, ketika ada anarkis, atau chaos, ini momentum mereka untuk melakukan aksi bom bunuh diri atau aksi terorisme.
“Sehingga bisa jadi pemantik bagi kelompok lain untuk melakukan hal yang sama. Jika ada kejadian people power maka mereka langsung melakukan aksi terorisme. Mereka juga berencana menyerang pos polisi di Jatiasih, Bekasi yang sudah digambar untuk di serang. Baik dengan tembak atau bom yang meledak untuk merampas senjata polisi baik dilukai atau dibunuh,” tegas Dedi.
Kelompok Solihin dipastikan berbeda dengan jaringan teror lone wolf yang tidak terstuktur dan umumnya terpapar melalui media sosial, membaiat diri sendiri, dan lalu ikut serta dalam aksi teror dengan senjata tajam atau merakit bom sendiri.
Kelompok Solihin diyakini terkait dengan pentolan JAD Amman Abdurrahman yang saat ini tengah menjalani proses hukum. Solihin sudah eksis sejak 2014 dan namanya muncul disejumlah aksi teror seperti Bom Thamrin dan rusuh di Mako Brimob. (ant)