Diduga Normalisasi Pedofil dan Grooming, Tere Liye Trending
Tagar (#) Tere Liye membanjiri linimasa media sosial Twitter. Terpantau pada Sabtu, 12 Maret 2022 terdapat 1.371 lebih cuitan di medsos berlogo burung berkicau itu. Setelah dirunut, penulis itu menjadi sorotan warganet karena cuitan pengguna bernama @shabrinareads.
Dia meretweet unggahan akun @literarybase yang menanyakan spoiler cerita novel “Daun yang jatuh tak pernah membenci angin” karya pria berkulit sawo matang itu.
Dalam unggahannya, @shabrinareads menulis caption dengan memperingatkan pembaca tidak membaca buku itu. “Let’s just stop hyping up this book. Buku ini meromantisasi pedofilia dan menormalisasi grooming,” tulisnya.
Sementara, melansir rain.org, grooming adalah tindakan manipulatif yang dilakukan untuk mendekati korban potensial. Selain itu memaksa korban untuk dimanipulasi, dan mengurangi resiko agar korban tidak memberontak. Sehingga korban melakukannya tanpa ada paksaan.
Netizen Geger
Mengetahui cuitan tersebut netizen geger. Ada yang mendukung, namun tak sedikit pula yang mengecam.
“Betul, kata orang scene mereka gemes gitu Ih padahal merinding banget. Sumpah ada orang dewasa yang baik sama lu, Dan itu terjadi pas umur lu kecil, kek hah ihh weew gitu bayanginnya,” tulis akun @zhafiraxxx.
Berbeda dengan @zhafiraxxx, pengguna lainnya melontarkan pendapat tak sama. Dia menyebut, dari novel tersebut pembaca diajak belajar tentang keikhlasan.
“Di situ justru ngajarin keikhlasan, toh di ujungnya si om dan anak kecil yang udah dewasa itu memilih jalannya masing-masing. Mereka tidak bersama dan kisah akhirnya diserahkan ke pembaca,” tulis akun @mayxxx.
Senada dengan @mayxx, netizen lainnya menyatakan hal serupa. “Itu ceritanya dari sudut pandnag si cewek, jadi nggak ada yang negatif menurutku,” celetuk @swithxxx.
Bandingkan dengan Novel Barat
Dari ribuan cuitan itu, ada pula netizen yang mencoba membandingkan novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin dengan novel barat berjudul Lolita. Novel itu karya penulis Rusia-Amerika bernama Vladimir Nabokov. Lolita adalah nama panggilan untuk anak perempuan bersuai 12 tahun bernama Dolores Haze.
Lolita adalah perempuan yang telah lama diincar ayah tirinya, seorang profesor sastra bernama Humbert. Untuk mendekati Lolita, langkah pertama Humbert adalah menikahi ibunya. Di saat ditinggal ibunya pergi, Lolita dan Humbert mulai memadu kasih. Suatu hari ibu Lolita mengetahui tindakan mereka. Ibu Lolita ditemukan tewas kecelakaan karena mengendarai mobil dengan ugal-ugalan.
Selain Lolita, netizen lainnya membandingkan dengan novel karya Arthur Golden Memoirs of Geisha. Di dalam berisi kisah anak perempuan bernama Chiyo yang menjadi pelayan di sebuah rumah Geisha. Chiyo yang masih kecil berusaha kabur, namun usahanya gagal. Chiyo jatuh hati dengan pria dewasa bernama Iwakamura Ken. Ken selalu menghibur Chiyo dan pernah membelikannya es krim. Mereka tidak bersatu lantaran adanya perang dunia kedua.
Tanggapan Tere Liye
Mengetahui novelnya disebut melanggengkan pedofilia, Tere Liye buka suara. Pria bernama asli Darwis itu menyatakan pendapatnya melalui postingan di Facebooknya. Tere Liye menyebut ada yang salah dengan pola pikir tersebut. Tere Liye pun mengajak pembaca melalui sudut pandang yang lurus dengan cermat.
"Kalau kamu bilang ini tentang pedofilia, waduh ada yang korslet di pola pikir mu dik. Coba baca dengan cara berpikir yang lurus. Ayo dibaca dengan saksama. Cerita di sini sudut pandangnya dari cewek semua," katanya.
Tere Liye lantas mengingatkan pembaca pada pesan moralnya. "Apa pesan moral dari sini? Jadilah seperti Tania. Dia terus meningkatkan kualitas dirinya. Dia jadi sukses meskipun sakit hati karena orang dicintainya menolaknya," imbuhnya.
"Jangan jadi netizen sibuk mengomentari karya orang lain, sibuk bermedsos, tapi stuck gitu-gitu aja," tutupnya.
Sinopsis Novel
Novel ini pertama kali terbit pada Juni 2010 berisi 264 halaman oleh Gramedia Pustaka Utama. Novel buatan pria bernama asli Darwis ini menceritakan tentang gadis berumur 12 tahun bernama Tania. Gadis kecil yang harus putus sekolah dan mengamen bersama adiknya sepanjang hari setelah 3 tahun lalu ayahnya pergi untuk selamanya.
Tania, Dede (adiknya), dan ibunya tinggal di sebuah rumah kardus di pinggir kota akibat kesulitan ekonomi. Sampai akhirnya mereka bertemu dengan seorang malaikat penolong.
Danar namanya. Pertemuan yang tidak disengaja antara mereka di suatu malam membawa cahaya indah bagi kehidupan Tania kedepannya. Perbedaan umur yang berjarak 14 tahun membuat Tania seperti bertemu dengan sosok kakak yang selama ini tidak pernah ia rasakan.
Danar menjanjikan masa depan yang bercahaya. Danar membiayai Tania dan Dede untuk kembali sekolah. Memberikan modal ibu untuk membuat usaha kue. Danar membawa kebahagiaan yang selama ini hilang dari kehidupan Tania dan keluarganya. Tania menikmati setiap waktu ia bersama Danar. Kebahagiaan yang entah apa Tania tidak mengerti, perasaan yang bagi seorang anak berusia tiga belas tahun yang masih berkepang dua tidak akan mengerti perasaan bahagia apa itu.
Namun kebahagian itu tidak berjalan lama. Ibunya menghembuskan nafas terakhirnya. Waktu berlalu, Tania semakin tumbuh dan semakin mengerti perasaannya. Danar bukan lagi hanya sebagai malaikat. Danar punya sisi tersendiri dalam hati Tania. Tania tidak boleh membiarkan perasaannya terus mekar. Takdir telah ditentukan oleh Tuhan dan manusia hanya bisa menerima seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Perasaan Tania berakhir ketika Danar mengumumkan dirinya akan segera menikah dengan seorang perempuan bernama Ratna.