IPW Mendesak Kapolda untuk Investigasi Kematian Siswa SPN Riau
Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi mengusut penyebab meninggalnya siswa bintara Polri di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Riau. Siswa bintara yang meninggal itu adalah Rohidin Dihir asal Raja Ampat, Papua Barat. Rohidin yang meninggal di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru pada Kamis 16 September 2021 lalu. Rohidin meninggal diduga akibat kekerasan.
Penyelidikan patut dilakukan Kapolda, sebab pihak keluarga merasa ada kejanggalan dengan kematian Rohidin. Keluarga menduga adanya tindakan kekerasan dan penganiayaan terhadap almarhum saat mengikuti pendidikan di SPN Polda Riau.
Dengan dalih itu, Ketua Indonesia Police Watch Indonesia Police Watch (IPW)Sugeng Teguh Santoso mendesak Kapolda Riau melakukan penyelidikan atas meninggalnya siswa SPN Polda Riau itu dengan mengungkap sebab kematian melalui visum et repertum. Visum ini menjadi penting untuk memenuhi hak orang tua yang menginginkan penyebab kematian anaknya.
"Meninggalnya pemuda asal Kabupaten Raja Ampat itu wajib dibuka. Sebab, dengan adanya transparansi pada konsep Polri Presisi sekarang ini, sepatutnya penyebab kematian Rohidin dipublikasikan oleh Kapolda Riau," kata Ketua IPW dalam siaran pers Minggu September 2021
Rohidin Dihir sendiri, bersama 158 calon siswa bintara asal pengiriman Polres Raja Ampat melanjutkan tes tahap dua di Polda Papua Barat. Kemudian, dia dinyatakan lolos seleksi, dan akhirnya dapat mengikuti pendidikan di SPN Polda Riau.
Dengan meninggalnya Rohidin yang dikatakan sakit oleh kepolisian, pihak keluarga tidak percaya. Pasalnya, almarhum dari awal mengikuti seleksi masuk bintara Polri mempunyai hasil yang membanggakan baik dari hasil seleksi akademik maupun kesehatan. Bahkan, Rohidin mempunyai kemampuan fisik dan kesehatan yang baik saat mengikuti seleksi hingga masuk pendidikan Sekolah Bintara Polri di SPN Polda Riau.
Pihak kepolisian menyatakan, siswa SPN Polda Riau dari Papua Barat atas nama Rohidin Dihir/ Ton II B Yon 1 meninggal dunia di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru karena sakit dengan diagnosa suspect leukimia ditambah hepatospleenomegali (pembesaran hati dan limpa).
Sebelum meninggal, pada 6 September 2021 pukul 20.00 WIB, Rohidin berobat ke Poliklinik SPN Polda Riau dengan keluhan nyeri perut dan dilakukan penanganan serta diobservasi di klinik.
Selanjutnya pada tanggal 7 September 2021 pukul 10.00 WIB, Rohidin dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara ke poli spesialis bedah. Karena kondisi yang terus memburuk, pada 9 September 2021, Rohidin dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru dan pada 16 September 2021 pukul 09.15 WIB dinyatakan meninggal dunia.
Meninggalnya siswa SPN saat pendidikan pernah terjadi di SPN Malut yakni Siswa Diktuk Bintara SPN Polda Maluku Utara atas nama Muhammad Rian Assidik (19). Almarhum meninggal dunia pada Minggu 29 November 2020 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Boesorie Ternate, sekitar pukul 13.30 WIT. Keluarga menduga ada unsur kekerasan dan penganiayaan karena hasil visum menyebutkan banyak yang lecet di tubuh korban.