Diduga Keracunan Berkat Hajatan, 8 Warga Tulungagung Masuk RS, Satu Meninggal
Puluhan warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung mengalami sakit perut hingga diare berkepanjangan. Diduga keracunan makanan hajatan pernikahan. Satu warga meninggal dunia dan tujuh di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit terdekat karena mengalami dehidrasi.
Hanik, salah satu korban keracunan mengatakan peristiwa sakit perut masal ini terjadi pada Sabtu, 21 September 2024. Warga yang diduga keracunan ini mengalami sakit perut setelah menghadiri acara tingkeban pernikahan di Karanggayam, Blitar.
"Acara tingkebannya Jumat, 20 September 2024. Sabtunya banyak yang perutnya mulas terus disertai diare. Ada yang pusing, terus mual dan diare pada Minggunya" katanya saat dikonfirmasi Senin, 23 September 2024.
Tidak tahu apakah mereka keracunan makanan atau masalah lain, tapi menurut keterangan dokter rumah sakit yang merawat pasien dari Dusun Pasir, Desa Junjung ini karena keracunan makanan.
"Kata dokter yang memeriksa saya katanya keracunan makanan. Tapi makanan yang mana juga belum tahu. Saya sabtu paginya makan berkat, terus sorenya baru pusing, sakit perut dan diare. Bahkan sampai hari ini harus pakai pampers," katanya.
Informasi yang beredar di lapangan, hingga saat ini ada 33 orang yang mengalami mual, pusing dan diare. Ada 8 di antaranya harus dilarikan ke RSUD dr Iskak Tulungagung, RS Madinah Ngunut Tulungagung, dan Pustu Bendilwungu, Sumbergempol.
Satu warga meninggal atas nama Tri Wahyuni alias Binatin, warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Sumbergempol Tulungagung. Namun, belum ada keterangan resmi penyebab meninggalnya korban. Informasi yang beredar, sebelum meninggal korban memang sudah sakit-sakitan.
Menurut Kasi Humas Polres Tulungagung Ipda Nanang Murdianto, korban ini memang mendapat nasi dari tetangga yang hadir di acara hajatan famili di Blitar. Ada 20 nasi berkat dan dibagikan ke kerabat termasuk salah satunya korban.
"Usai makan nasi berkat tiba-tiba banyak yang mengeluh pusing, perut mual, dan disertai diare. Termasuk di antaranya korban. Kesehatan korban terus menurun hingga dikabarkan meninggal dunia pada Minggu, 22 September 2024," katanya.
Tambah Nanang, hingga saat ini kepolisian terus mencari bukti-bukti di lapangan. "Apakah benar warga ini mengalami keracunan atau sakit, kami masih cari bukti-bukti di lapangan. Termasuk memeriksa nasi hasil hajatan tersebut," katanya.