Diduga Gangster Keroyok Tiga Pemuda di Mojokerto
Tiga pemuda di Mojokerto menjadi korban pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh sekelompok gangster di wilayah Desa Sekargadung, Kecamatan Pungging. Kejadian ini mengakibatkan tiga pemuda itu mengalami luka bacok dan babak belur.
Dari unggahan video yang tersebar di sosial media, peristiwa ini terjadi pada Selasa 22 Agustus 2023, dini hari pukul 00.40 WIB.
Video rekaman CCTV berdurasi 30 detik itu memperlihatkannya kondisi jalan yang disebut di jalan raya depan SDN Sekargadung 1, Kecamatan Pungging terlihat gerombolan pemuda mengendarai kendaraan sepeda motor tiba-tiba berhenti menyerang pengendara motor lainnya dari arah berlawanan.
Ketiga korban melaporkan kejadian ini ke Polsek Pungging. Mereka adalah Ahmad Dandy Firmasyah 18 tahun, warga Desa Kalipuro, Abdul Hadi Wijaya 19 tahun, warga Desa Njagil, Kecamatan Pungging dan Jibril Alsavero 24 tahun, warga Desa Candirejo, Kecamatan Mojosari.
Dandy mengalami luka bacok senjata tajam pada bagian pundak dan punggung. Hadi mengalami luka bacok pada pelipis sebelah kanan. Korban juga disabet dengan kaca yang membuat kepala korban sobek. Ada 14 jahitan di kepala dan pelipis korban.
Kemudian Jibril mengalami luka bacok pada pinggul kanan dan keluar darah pada telinga kanan. Mereka ditemukan warga sekitar dalam kondisi terkapar bersimbah darah di jalan desa tersebut. Warga mendatangi lokasi setelah mendengar suara teriakan dan keributan.
Salah seorang warga, Mulyadi mengaku tidak mengetahui awal mula tiga pemuda tersebut diserang gerombolan diduga gangster itu. Namun ia sempat melihat ketika ketiganya dihajar.
"Kejadian yang saya tahu hanya akhir saja, ada satu anak yang dipikul di sini, di sana dua, dan satu di pinggir sungai sempat tertindih sepeda motor," katanya sambil menunjukkan lokasi keributan yang kebetulan tepat di depan rumahnya, Selasa 22 Agustus 2023.
Para korban melaporkan kasus penyerangan ini ke Polsek Pungging. Hingga pukul 16.30 WIB ketiganya masih dimintai keterangan penyidik. Dandi salah satu korban menegaskan awal peristiwa tersebut. Saat itu Dandi berboncengan dengan Jibril mengendarai motor Suzuki RC. Di belakang mereka ada Hadi yang mengikuti sendirian mengendarai sepeda Honda Ulung.
Ketiganya berjalan dari arah Pungging atau dari arah utara ke selatan hendak menuju warung milik ibu Dandi di Desa Kesemen, Kecamatan Ngoro, setelah nongkrong di kawasan Mojosari.
Dandi sehari-hari berjualan pisang goreng di Desa Seduri, Kecamatan Mojosari. Sedangkan dua temannya itu belum bekerja.
Saat sampai di depan SDN Sekargadung 1, Kecamatan Pungging mereka berpapasan dengan iring-iringan motor pemuda. Rombongan itu terdiri lebih dari 20 orang yang berboncengan sekitar 11 motor.
"Ada yang teriak ini ta, ini ta? Tidak tahu maksudnya apa, mungkin maksudnya kami sasaran," kata Dandi di sela pemeriksaan di Mapolsek Pungging.
Gerombolan diduga gangster itu lantas menyerang ketiganya. Ada yang menendang dan memukul. Ada pula yang menyabetkan senjata tajam serta melemparkan pot bunga. "Rata-rata mereka pakai jaket hitam, tidak tahu siapa mereka, tidak kenal," ucapnya.
Kanit Rekrim Polsek Pungging Ipda Kevin Ashabul Kahfi membenarkan hal. Namun belum bisa memberikan keterangan secara lengkap karena masih dalam proses pemeriksaan korban. "Nanti kalau prosesnya sudah semua saya info," jawabnya singkat melalui Whatsapp.