Dokter RSUD Blambangan Dianiaya Oknum Anggota LSM GMBI
Seorang dokter RSUD Blambangan, Banyuwangi, M. Kaharuddin Mirzani, 31 tahun, melaporkan dugaan pengeroyokan yang dialaminya ke polisi. Pengeroyokan warga Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi ini diduga dilakukan oknum anggota LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI).
Dugaan pengeroyokan itu terjadi pada Senin, 27 Juli 2020, menjelang tengah malam. Peristiwa itu terjadi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Blambangan. Korban awalnya melaporkan kejadian ini ke Polsek Banyuwangi. Namun kasus ini akhirnya dilimpahkan ke Polres Banyuwangi.
"Kasusnya dilimpahkan ke Polres. Masih pendalaman saksi-saksi," ujar Kapolresta Banyuwangi Kombespol Arman Asmara Syarifuddin, Selasa, 28 Juli 2020.
Arman menambahkan, berdasarkan laporan yang diterima, LSM GMBI datang ke IRD RSUD Blambangan untuk mengantar seorang pasien sekitar pukul 22.30 WIB. Pasien tersebut sudah diambil tindakan oleh dokter jaga. Rekomendasinya, bisa dilakukan rawat jalan. Namun, pihak GMBI meminta dilakukan rawat inap.
"Tindakan yang dilakukan dokter itu karena melihat kondisinya si pasien sudah membaik, tidak perlu rawat inap, bisa rawat jalan. Karena LSM ini minta dirawat inap terjadi cek cok mulut kemudian terjadi dugaan kekerasan seperti yang dilaporkan korban," katanya.
Dari pengakuan korban, ia mengaku dikeroyok oleh sejumlah orang. Namun belum diketahui jumlahnya. Diduga dilakukan lebih dari dua orang.
"Sudah divisum, korban mengalami luka memar dan lecet di bagian punggung. Ada empat saksi yang kita mintai keterangan. Masih bertahap masih kita periksa secara berkelanjutan," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua LSM GMBI Distrik Banyuwangi, Subandi, menyatakan, sebelum dibawa ke IGD, pasien yang didampingi LSM GMBI sudah lebih dulu ke klinik. Menurutnya, klinik sudah tidak mampu sehingga harus dibawa ke IGD.
"Kita bawa ke UGD, tapi tidak ditangani. Perlu digarisbawahi tidak ditangani. Si dokter menyampaikan bahwa pasien tidak apa-apa. Setelah itu pasien dikeluarkan dari UGD," ujarnya.
Dia mengakui saat itu sempat terjadi keributan. Karena dokter tidak mau memberikan surat pernyataan bahwa pasien kondisinya tidak apa-apa. Dia menyebut dokter itu sengaja memancing keributan.
Mengenai dugaan pengeroyokan yang telah laporkan ke polisi, Subandi memastikan LSM GMBI tidak akan takut. Bahkan dirinya mengaku siap mati dan siap dipenjara demi masyarakat.
"Kami siap, ketika saudara kami dipanggil polisi kami akan serentak mendatanginya. Kami GMBI taat dan akan tunduk pada hukum. Kami akan tunduk dan patuh terhadap aparatur penegak hukum," katanya.