Pekerja Malam Kesulitan Cari Uang, Pemkot Surabaya: Sabar
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, masih belum bersedia memberikan izin untuk membuka kembali Rekreasi Hiburan Umum (RHU) malam. Jika memberikan izin, maka Pemkot Surabaya harus merevisi Perwali Nomor 33 Tahun 2020 terlebih dulu.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto, menyebut sudah menerima beberapa tuntutan dari pekerja malam. Namun sayangnya, dengan alasan tersebut Pemkot Surabaya belum bisa mengabulkan.
“Yang jelas memang ada beberapa usulan yang disampaikan kepada kita. Untuk keinginan mereka buka, belum bisa kita kabulkan, karena memang kita harus merevisi (Perwali) itu,” kata Irvan, saat dikonfirmasi, Senin, 3 Agustus 2020.
Kata Irvan, Pemkot Surabaya tak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Karena, pihaknya harus terlebih dahulu mempertimbangkan angka pertumbuhan kasus Covid-19.
“Kita juga tetap mempertimbangkan angka tren yang sudah menurun ini, memang betul-betul kita pertahankan, agar tidak naik lagi, supaya tidak menjadi klaster, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Irvan pun meminta kepada para pekerja malam tersebut agar bersabar untuk sementara waktu. Hingga pandemi Covid-19 di Kota Surabaya benar-benar mereda.
“Ini yang sekarang kita lakukan, mohon bersabar ya. Kita memang tidak bisa memuaskan semua pihak, tapi ya kita mohon bersabar,” ucapnya.
Sebelum memutuskan untuk merevisi Perwali Nomor 33 Tahun 2020, Pemkot Surabaya juga harus mempertimbangkan pendapat dari para pakar epidemiolog, sebelum membuka RHU malam. Ia pun berjanji jika suatu saat nanti tempat usaha tersebut akan dibuka seperti biasanya.
“Kan untuk masalah pembukaan tempat usaha, dan sebagainya kan dilakukan secara bertahap, dan itu pun diiringi dengan kajian ilmiah, untuk menyangkut mana yang boleh mana yang tidak,” jelasnya.
Sebelumnya, ratusan pekerja Rekreasi Hiburan Umum (RHU) malam, gelar aksi demonstrasi dengan berjoget dan menyetel lagu disko di depan Balai Kota Surabaya, pada Senin, 3 Agustus 2020. Berdasarkan pantauan Ngopibareng.id di lapangan, massa pekerja malam tersebut spontan memutar lagu-lagu disko di tengah-tengah aksi.
“Bagaimana kalau kita joget saja, bagaimana kalau kita main DJ (Disk Jokey) di sini (depan Balai Kota). Ini kantor rakyat, bukan hanya milik pemerintah,” kata orator di atas mobil komando tadi saat aksi.
Advertisement