Dicurigai Ajarkan Aliran yang Berbeda, Sebuah Rumah di Semarang Digrebek Polisi
Sekumpulan orang yang mengurung diri di sebuah rumah nomor 7 RT 1 RW 11 Palebon, Pedurungan Kota Semarang diamankan polisi.
Pengamanan ini dilakukan polisi setelah mendapat laporan dari warga sekitar yang mencurigai aktivitas mencurigakan di rumah ini. Pasalnya, sejak beberapa hari terakhir, rumah ini menjadi sangat tertutup.
Kapolsek Pedurungan, Semarang, Kompol Mulyadi mengatakan ada beberapa warga yang melapor ke polisi karena khawatir anggota
keluarganya terlibat kegiatan mencurigakan. Sebab, setelah ikut kelompok tersebut, menjadi sangat sulit ditemui dan rumahnya
selalu tertutup.
Polisi pun kemudian mencoba mengamankan sekumpulan orang yang berkumpul di rumah tersebut. Hasilnya, ternyata ada sekitar 43
orang yang berkumpul di rumah tersebut. Mulai dari orang tua dan anak-anak dengan berbagai latar belakang. Ada bayi berumur dua
bulan hingga anggota Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) yang berdinas di Surabaya.
Untuk anggota Polisi Militer TNI AL, kata Mulyadi, polisi hanya membantu mengamankan saja. Pasalnya sudah surat dari POMAL
mengamankan salah satu anggotanya terkait keterlibatannya dalam kelompok ini. "Kami hanya membantu rekan-rekan POMAL," ujar
Mulyadi.
Si pemilik rumah, yang bernama Andi Rodiyono (63), membantah rumahnya dijadikan penyebaran aliran yang berbeda. Kata dia,
kelompoknya hanya melakukan diskusi dan tidak terkait dengan agama mau pun kepercayaan tertentu.
"Tidak ada apa-apa. Kami cuma berkumpul dan berdiskusi saja membahas soal kehidupan," ujarnya.
Kelompoknya merencanakan akan berada di rumah selama satu tahun. Setelah satu tahun, baru akan berinteraksi dengan dunia luar.
Namun dia tidak menjelaskan kegiatan dan tujuan kelompoknya mengurung diri di rumah.
"Di situ kita bukan masalah agama. Bebas. Kami mulai tutup gerbang, tidak interaksi dengan dunia luar sudah tiga bulan. Makanan
sudah disiapkan semua di dalam," kata dia.