Dicky Mengapa Meninggal Dunia
"Lengkap sudah sudah perjalanan papa tercinta, Dicky Subagio. Ada yang datang dan pergi. Semoga amal ibadah papa diterima Allah SWT. Selamat jalan papa...." Tulis Arif Budiman di akunnya.
Arif Budiman, musisi, adalah putra sulung Dicky Subagio. Dicky Subagio, 64 tahun, meninggal hari Kamis pukul 00.05 di RS Royal Surabaya. Hampir dua pekan dia dirawat, setelah sebelumnya sempat dirawat juga di RS Wijaya Wiyung. Dicky masuk rumah sakit akibat komplikasi, terutama ginjal. Tetapi dia juga mengidap diabet dan asam urat.
Dicky pernah jadi fotografer Jawa Pos pada tahun delapan puluhan. Kemudian pindah ke Harian Surya hingga 2005. Kemudian jadi freelance.
Meninggalkan istri, dua anak dan enam cucu, kesehatan Dicky memang menurun dalam beberapa tahun belakangan ini. Dia sangat mencintai keluarga, terutama cucu-cucunya yang memanggilnya Tete.
Sebagai fofografer, Dicky mempunyai banyak teman. Tetapi habitat sebenarnya adalah kalangan seniman. Dia lahir dari Bengkel Muda Surabaya, komunitas seni di lingkungan Balai Pemuda.
Ketika tahun delapan puluhan para seniman muda BMS berbondong-bondong menjadi wartawan, Dicky ikut direkrut Jawa Pos pada pertengahan delapan-puluhan. Sebelumnya dia beberapa saat menjadi fotografer majalah Liberty.
Di harian Surya Dicky lebih berkembang. Dia pernah ikut kereta api bersama ratusan bonek yang hendak nonton pertandingan Persebaya melawan Persija, di Jakarta. Sayangnya Persebaya kalah, sehingga ketika mereka pulang, mereka marah. Setiap kereta berhenti di stasiun, mereka turun untuk meluapkan kekecawaan dan kemarahan.
Dicky ada bersama para bonek di dalam kereta. Maka dia mendapatkan foto-foto yang eksklusif untuk Surya. Konyolnya, untuk memperoleh gambar yang istimewa, Dicky ikut memanas-manasi agar para bonek melakukan pelemparan ke luar kereta melalu jendela. Para bonek melemparkan batu ke luar, Dicky mendapat gambar kaca-kaca yang pecah dan beberapa bonek yang terluka.
Dicky orang humoris. Bila berbincang dengannya, orang akan kesulitan untuk menahan tawa. Obyek apapun bisa jadi bahan lawakan, bukan cuma guyonan.
Sudah sekitar tiga tahun dia tidak aktif di medsos, karena kesehatannya. Sebelumnya, hampir tiap hari dia unggah status, dengan ciri khas dengan menulis kata 'mengapa,' sehingga beberapa teman menyebut namanya Dicky Mengapa.
Dicky Subagio memang bukan tokoh terkenal, dia hanya seorang fotografer, tetapi kepergiannya telah membuat sedih banyak orang. Kamis siang Dicky dikuburkan di pemakaman keluarga di Jl. Asem Jajar. Selamat jalan Dick, sampeyan orang baik. (nis)