Dicatut Propaganda eks-HTI, Ini Penjelasan Sejarawan Peter Carey
Sejarawan Prof. Peter Carey mengatakan, bukti penelitian sejarah menyatakan tidak adanya hubungan antara Utsmaniyah di Turki dan Kerajaan di Jawa.
Penulis Sejarah Biografi Diponegoro ini, merepos namanya dicatut dalam propaganda eks-Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang merilis film "Jejak Khilafah".
Berikut penjelasan Prof Peter Carey, yang juga menulis Gelora Api Revolusi, sebuah Antologi Sejarah, dalam keterangan diterima Ngopibareng.id.
1.) Tidak ada bukti pada dokumen-dokumen di Arsip Turki Utsmani yang menunjukkan bahwa ‘negara’ Islam pertama di Jawa, Kesultanan Demak (1475–1558), utamanya raja pertamanya, Raden Patah (bertakhta, 1475–1518), memiliki kontak dengan Turki Utsmani.
2.) Kesultanan yang ada di Pulau Jawa tidak dianggap sebagai vassal atau naungan Turki Utsmani, termasuk juga bukan wakil sultan-sultan Utsmani di Jawa.
3.) Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Turki Utsmani dan Kesultanan Yogyakarta (didirikan 1749) dalam hal hierarkhi sebagaimana dimaksud di dalam poin nomor 2, termasuk tidak ada bukti dokumen sejarah yang menunjukkan bahwa panji ‘Tunggul Wulung’ merupakan ‘bukti’ bahwa Yogyakarta adalah wakil dari Turki Utsmani di Jawa, berdasarkan penelitian kearsipan Dr. Kadi yang telah lama meneliti dokumen-dokumen Turki Utsmani di Arsip Utsmani di Istanbul.
Menurut Christopher Reinhart, asisten peneliti Prof. Peter Carey, ingin meneruskan, atas permintaan Prof Carey bahwa informasi lanjutan mengenai klaim adanya hubungan antara Kekhalifahan Utsmaniyah dan Kesultanan-kesultanan ...Islam di Jawa di dalam Film “Jejak Khilafah di Nusantara” yang sempat mencatut namanya.
Pada tanggal 16 Agustus 2020, Prof Carey mengirimkan surel kepada ahli sejarah hubungan Utsmaniyah–Asia Tenggara, Dr Ismail Hakki Kadi, yang dibalas pada tanggal 18 Agustus 2020.
Dr. Kadi menyebutkan bahwa jika ada satu saja dari ‘legenda-legenda’ di atas yang memiliki dukungan bukti sejarah, ia pasti telah memasukkannya ke dalam hasil penelitiannya yang terbaru, yang beliau sunting bersama dengan Prof. A. C. S. Peacock dari Universitas St. Andrew’s di Skotlandia, berjudul Ottoman-Southeast Asian Relations; Sources from the Ottoman Archives (Leiden: Brill, 2019), dua jilid (https://t.co/OarcnRRk4M).
Demikian informasi dari pihak Prof Peter Carey, untuk meluruskan informasi yang diklaim berdasarkan sejarah yang di dalamnya nama Prof. Peter Carey dicatut di dalamnya. Padahal sama sekali tidak memiliki bukti dokumenter kesejarahan yang valid.
Tendensi semacam ini, yang ditunjukkan oleh generasi sekarang, tampak seperti bentuk minderwardigheid (ketidakpercayadirian) yang menganggap bahwa orang-orang Indonesia masa lampau tidak dapat bertahan dari kolonialisme tanpa bantuan asing.
Padahal, jelas sejarah yang asli dari negara ini menunjukkan bahwa orang-orang Indonesia sendiri dan perjuangannya adalah faktor yang membuat Indonesia dapat bertahan melewati penjajahan Eropa maupun Jepang hingga akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan yang penuh pada 17 Agustus 1945.
"Demikian kami sampaikan, agar dapat disiarkan oleh instansi Bapak/Ibu. Terima kasih atas perhatian Anda. Salam Merdeka!," tutur Christopher Reinhart.