Dibutuhkan Jejaring Ekonomi Rakyat, Dobrak Dominasi Sektor Mikro
Jumlah warga Indonesia yang bekerja di sektor usaha mikro di Indonesia mencapai 99,6% nya dari seluruh unit usaha di Indonesia, yakni sekitar 64juta unit usaha.
Sebagian di antaranya bahkan masuk dalam usaha ultra mikro, yang berhak atas kredit ultra mikro dan dengan pendapatan per kapita keluarganya maksimal adalah 800ribu rupiah per bulan.
Diperkirakan ada sekitar 45 juta usaha di Indonesia tergolong usaha ultra mikro, maka berarti di antara 64juta unit usaha mikro hampir 70%nya tergolong ultra mikro.
Karena itu, sejumlah pemerhati dan aktivis Rakyat Mikro dan Rakyat Ultra Mikro berinisiatif membentuk wadah gerakan bagi Rakyat Mikro dan Rakyat Ultra Mikro untuk memberikan pendampingan khusus.
Aliansi Jerami Bergerak
Aliansi ini diberi nama Jaringan Ekonomi Rakyat Mikro Indonesia atau Aliansi JERAMI, dan akan dideklarasikan Ahad (4 Februari 2024) di Rumah Mampir RBPI (Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia) Cabang Bogor.
Dewi Hutabarat, salah satu inisiator dan Koordinator Umum Aliansi JERAMI mengungkapkan, Aliansi JERAMI adalah wadah bagi rakyat Indonesia yang dapat dikategorikan sebagai Rakyat Mikro bahkan Rakyat Ultra Mikro, yang dapat dikatakan meliputi lebih dari 90% rakyat Indonesia.
Bila diproyeksikan ke profil masyarakat, lanjut Dewi, diasumsikan 1 usaha rakyat rata-rata menghidupi 4 orang anggota keluarga, maka berarti ada 180juta Rakyat Ultra Mikro dan sekitar 76juta Rakyat Mikro, atau total 256juta rakyat Indonesia adalah yang dapat digolongkan sebagai Rakyat Mikro.
Aliansi JERAMI, kata Dewi dibentuk dengan latar belakang kenyataan bahwa masih banyak di antara Rakyat Mikro yang belum bisa menjangkau, atau dijangkau, berbagai layanan negara yang menjadi hak dasarnya, seperti pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, kesempatan mengembangkan bisnis, dan mendapatkan keadilan.
"Banyak yang tidak tahu, kemana mengadu, ketika dihadapkan pada kesulitan atau membutuhkan bantuan," tambahnya.
Dewi memastikan, Aliansi JERAMI non partisan, keberadaannya bukan untuk mengusung dukungan pada capres tertentu, justru ingin menyerukan kepada semua pasangan capres cawapres untuk fokus pada pembangunan ekonomi dan kebijakan yang berpihak pada 99% rakyat.
Aliansi akan membangun jaringan bagaimana meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan 99% rakyat.
"Minimal jangan menambah beban dan kesulitan yang sudah dihadapi oleh 99% rakyat Indonesia ini,” tambahnya.
Sementara itu, Ika Rostianti, Koordinator Harian Aliansi JERAMI menjelaskan gerakan ini akan fokus pada upaya untuk membantu rakyat mikro bisa menjangkau layanan yang sudah disediakan pemerintah, atau stakeholders lain di dalam masyarakat.
Sebab, menurutnya, ada kalanya persoalannya adalah rakyat mikro sudah sangat sibuk dengan kesehariannya menghidupi diri dan keluarga, sehingga tidak sempat untuk mengusahakan yang lain-lain, bahkan misalnya sekedar mengurus administrasi kependudukan, mengusahakan BPJS, dan sebagainya”
“Nantinya siapa saja yang tergolong rakyat mikro apalagi ultra mikro, baik individu, keluarga atau kelompok, organisasi, bisa bergabung dalam Aliansi JERAMI, karena kita tidak membatasi hanya untuk golongan atau kelompok tertentu.” ungkap Ika.
Menurut rencana, Koordinator Umum Aliansi JERAMI, Dewi Hutabarat, besok akan membacakan Manifesto Pendirian Aliansi JERAMI di hadapan ratusan orang yang mewakili berbagai kelompok Rakyat Mikro.
Di antaranya adalah Perkumpulan pengemudi RBPI, Kelompok Guru Ngaji, Petani Jagung Jawa Barat, Komunitas Wartawan Online, Komunitas Satpam Komplek, ART, dan sejumlah pelaku usaha mikro dari berbagai jenis usaha.
Selain Koordinator Umum Dewi Hutabarat dan Koordinator Harian Ika Rostianti, Aliansi JERAMI juga didirikan bersama oleh Bahruddin yang juga Ketua Pembina Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayibah sebagai Wakil Koordinator Harian.
Ada juga Romi Abrori yang juga Ketua Koperasi KOBETA sebagai Sekretaris Umum, Hernindya Wisnu Adji co-founder Perkumpulan OpenDesa sebagai wakil Sekretaris Umum, dan Erwin Saripudin Sekjen RBPI sebagai Bendahara Umum.
Aliansi JERAMI didukung oleh penasihat Teten Masduki yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, juga Kris Budiarjo yang sekarang adalah Ketua umum Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) dan selama ini aktif pada berbagai program ekonomi sosial budaya dan kemanusiaan.