Dibully Teman Sekolah, Siswa SMP di Banyuwangi Harus Dirawat
Aksi perundungan menimpa seorang siswa sebuah SMP Negeri di kota Banyuwangi. Korban duduk di kelas VIII berinisial Rk. Bocah ini diduga dihajar siswa sekolah yang sama hingga babak belur dan mengalami retak pada tulang pergelangan tangan. Kini Rk masih menjalani perawatan di RSUD Blambangan, Banyuwangi.
Ibu korban, Kholifah Yuliani, 42 tahun, menceritakan, perundungan yang dialami anaknya terjadi pada Jumat, 13 Oktober 2023. Ketika itu, anaknya sedang menjalani ujian susulan. Awalnya, anaknya diajak temannya ke toilet untuk buang air kecil.
"Tiba-tiba segerombolan kakak kelasnya datang," jelasnya, Minggu, 15 Oktober 2023.
Warga Jl. Brawijaya, Gang Merpati, Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi ini menjelaskan, segerombolan anak kelas IX itu langsung menanyai Rk untuk memastikan itu adalah Rk.
Setelah itu, pelaku yang disebut berinisial B datang. B, menurut ibu korban sama-sama kelas VIII namun beda kelas. Kemudian, lanjutnya, Rk dipaksa menuju ke belakang salah satu kelas. Setiba di sana, B meminta Rk memukul B. Namun Rk menolak karena merasa tidak punya masalah.
"Anak saya gak mau. Setelah itu tangan anak saya diayunkan ke arah B sama kakak kelasnya," kisahnya.
Begitu tangan Rk diayunkan ke arah B oleh anak-anak kelas IX, B langsung menghantam Rk secara membabi buta. Kholifah menyebut, saat anaknya mundur karena pukulan B, anak-anak kelas IX yang ada di sana langsung mendorongnya lagi ke arah B. Kemudian Rk dipukul lagi dan terulang lagi berkali kali.
"Berulangkali sampai anak saya tersungkur. Akibatnya anak saya di pelipis mata memar, di kepalanya benjol dua," katanya.
Setelah kejadian itu, lanjut Kholifah, sekitar pukul 09.05 WIB, anaknya telepon minta dijemput. Dia sempat merasa curiga. Dia semakin curiga ketika hendak pulang anaknya meminta tidak lewat di jalan yang biasa dilewatinya. Di jalan itu menurutnya memang tempat berkumpulnya anak-anak kelas IX.
"Akhirnya anak saya cerita habis dipukuli dan mengaku perutnya sakit dan kepalanya pusing," katanya.
Kholifah terkejut mendengar cerita anaknya. Dia mengajak anaknya kembali ke sekolah untuk melaporkan apa yang dialami ke pihak sekolah. Namun anaknya menolak, dan meminta ibunya menghubungi wali kelasnya saja. Meski demikian Rk menyatakan tidak mau sekolah lagi karena takut dipukuli kembali.
Aksi kekerasan yang dialami Rk tidak berhenti sampai di situ. Masih di hari itu, bocah ini pamit pada ibunya untuk Salat Jumat di wilayah Lingkungan Ujung, Kelurahan Kepatihan. Karena mengetahui B tinggal di sekitar sana, Kholifah sempat melarang anaknya. Dirinya takut anaknya akan kembali dihajar oleh B.
Namun saat itu Rk menyampaikan dirinya sekalian ingin meminta maaf pada B agar persoalan ini bisa selesai. Dan dirinya bisa bersekolah lagi tanpa rasa takut. Mendengar alasan anaknya, Kholifah pun memberikan izin.
Firasat Kholifah ternyata benar. Saat bertemu B usai Salat Jumat, anaknya langsung meminta maaf pada B. Di luar dugaan, B justru menantang anaknya berkelahi. Anaknya langsung diajak ke sekitar gedung wanita.
"Di sana langsung dipukul habis-habisan, anak saya jatuh, perut ditendang, terus tangan anak saya kena besi, mukanya dihajar, kepala diinjak-injak pakai kaki," bebernya.
Beruntung saat itu ada teman anaknya yang menolong. Dia langsung dibopong ke rumah temannya. Selanjutnya oleh orang tuanya diantar ke rumahnya. Saat itu, B juga diajak ke rumah Rk oleh orang tua teman korban.
"Saat pulang Jumatan sudah babak belur, diantar sama temannya dan orang dewasa termasuk B juga diajak," katanya.
Saat itu dia sempat menanyakan alasan menghajar anaknya. Ternyata alasannya sepele. B tersinggung hanya gara-gara Rk pernah memandanginya.
Melihat kondisi anaknya, Dirinya segera membawa anaknya ke RSUD Blambangan untuk mendapatkan perawatan. Hari itu juga dirinya melaporkan kejadian itu ke Polresta Banyuwangi. Sabtu, 14 Oktober 2023 kemarin, B dan ibunya sempat datang menjenguk dan meminta maaf.
"Anak Saya gak terima karena sudah kepala diinjak-injak. Anak Saya trauma," katanya.
Dia menyebut, pada malam pertama dirawat anaknya semalam suntuk tidak bisa tidur. Dia mengeluhkan pusing di kepala. Dari hasil rontgen, diketahui pergelangan tangan kiri anaknya retak dan harus menjalani operasi. Rencananya operasi akan dilakukan Senin, 16 Oktober 2023 esok.
Dia mengaku tidak memiliki biaya untuk perawatan dan operasi anaknya. Pada hari pertama dirinya mendapatkan informasi biaya perawatan sudah mencapai Rp2 juta. Padahal hingga saat ini anaknya masih dirawat dan akan menjalani operasi.
"Saya bingung biaya dari mana. Saya kerjanya cuma jualan nasi," ujarnya.