Pemprov: Mereka Cuma Klarifikasi di Medsos, Belum Ada Surat Resmi
Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim dr. Joni Wahyuhadi mengatakan sudah mendengar bantahan dari Pemerintah Kota Surabaya yang tak mau dianggap lambat dalam penanganan cluster virus Corona di pabrik rokok PT. H.M. Sampoerna.
Namun sayang, bantahan yang dia ketahui itu baru sebatas di media sosial. Belum ada klarifikasi resmi yang disampaikan oleh Pemerintah Kota Surabaya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Jadi bantahannya kan ke medsos, bukan langsung ke sini jadi yang saya baca di beberapa medsos. Tapi memang, kan sudah disampaikan oleh Ibu Gubernur bahwa Dinkes Kota Surabaya memang pernah menangani Sampoerna. Memang benar," kata Joni, Sabtu 2 Mei 2020 di Gedung Negara Grahadi.
Joni pun kembali menceritakan kronologi manajemen Sampoerna menghadap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Ia mengatakan, tanggal 28 April 2020, manajemen Sampoerna ke Grahadi. Mereka bekerja sama dengan tim satgas Pemprov untuk melakukan mapping kronologis cluster Sampoerna.
Bahkan, manajemen Sampoerna juga menyampaikan bahwa mereka juga sudah melakukan koordinasi dengan Dinkes Kota Surabaya, hingga melakukan rapid test dan test swab PCR secara mandiri.
"Berarti ada yang kurang ini di dalam proses mereka sejauh ini. Mereka sudah mandiri, mencoba melakukan rapid test dan test PCR mandiri lho. Tapi hasilnya belum keluar sampai sekarang. Saat ini, kita bantu untuk mencari itu hasilnya. Mereka bingung mungkin mereka memang harus dibantu," katanya.
Karena mengerti bahwa Sampoerna pernah berkoordinasi dengan Dinkes Kota Surabaya, Joni dan tim pun melakukan hal yang sama. Ia langsung melakukan kontak dengan Kepala Dinkes Kota Surabaya Febria Rachmanita.
Mereka melakukan diskusi hingga identifikasi. Apa saja yang sejuh ini sudah dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Pemprov meminta kepada Pemkot untuk bekerjasama, menangani kasus cluster Sampoerna ini.
"Saya bilang akhirnya, oke bu (Kadinkes), kalau begitu kita tangani ini bareng-bareng. Karena ini problem besar. Jadi sebetulnya sudah kita arahkan demikian begitu," katanya.
Maka dari itu, ia berharap kepada semua pihak khususnya Pemkot Surabaya untuk tidak saling berdebat. Ia berharap semua bisa bergotong royong untuk secara detil menyelesaikan cluster Sampoerna. Karena cluster ini merupakan salah satu cluster terbesar di Kota Surabaya.
"Saat ini sudah waktunya lah, kita gotong royong. Kan arahan dari Gubernur kan juga harus gotong-royong. Ini masalah besar. Tidak untuk engkel-engkelan, tapi untuk diselesaikan bareng. Kalau dari pihak Sampoerna, mereka sudah sangat kooperatif. Selalu tanya kalau butuh jalan keluar. Semoga saja kita diberikan jalan keluar terbaik," katanya.