Diawali Mafia Wasit 1998, Kasus Mafia Bola Terus Berulang
Kasus mafia bola sebetulnya bukan hanya terjadi di tahun 2018 saja. Sebelumnya, kasus serupa sudah pernah terkuak. Diawali dari kasus mafia wasit di Liga Indonesia pada 1998 yang menggegerkan, dan beberapa kasus lain setelah itu.
Bahkan dari penelusuran dan investigasi yang dilakukan Save Our Soccer (SOS) disebutkan, mafia bola sudah menjangkiti persepakbolaan Tanah Air sejak 20 tahun lalu. Lebih miris, SOS juga menyebutkan, bahwa mulai dari pemain hingga pengurus PSSI terlibat. Pernyataan itu juga dibenarkan oleh banyak pengamat dan pelaku sepak bola sejak beberapa tahun silam.
Praktik kotor ini pun membuat wajah sepak bola Indonesia tercoreng. Tak heran bila PSSI juga selalu menjadi sorotan karena setiap muncul kasus serupa, masalah ini tak pernah benar-benar terurai.
Hukuman bagi pelaku mafia bola yang dijatuhkan seakan tidak pernah membuat jera para pelakunya dari tahun ke tahun. Buktinya, masalah seputar suap dan pengaturan skor masih saja berulang.
Teranyar, kasus mafia bola tak hanya menjadi domain federasi menyusul keberadaan Satgas Antimafia Bola bentukan Polri. Ironisnya, dari kasus terbaru, ada tiga pejabat PSSI plus anak pejabat PSSI yang terlibat berhasil ditangkap oleh Satgas tersebut.
Tak lama sebelumnya, satu anggota Executive Committee (Exco), Hidayat, juga terbukti bersalah atas kasus pengaturan skor. Beruntung, dia hanya mendapat hukuman dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
Selain Hidayat, juga ada pengelola klub sekaligus mantan runner pengaturan skor, Bambang Suryo. Manajer Persekam Metro FC itu dihukum oleh Komdis tidak boleh beraktivitas di sepak bola seumur hidup.
Kedua orang yang ditetapkan sebagai pelaku pengaturan skor ini bisa dibilang lebih beruntung ketimbang mereka yang ditangkap Satgas Antimafia Bola. Karena keduanya tidak sampai berurusan dengan hukum. Dalam kasus keduanya, meski ada niat, tidak ada uang yang terlibat di dalamnya. (Nas)