Diawali Jenjang SMK, UN 2019 Diikuti 8,3 Juta Anak Didik
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan Ujian Nasional (UN) tahun 2019 akan digelar pada bulan Maret-Mei 2019. Jenjang SMK, memproleh kesempatan pertama dalam penyelenggaraan ujian nasional. Yakni 25 - 28 Maret 2019.
Sedang untuk jenjang SMA/MA diselenggarakan pada 1, 2, 4 dan 8 April 2019. Untuk peserta didik yang tidak dapat mengikuti UN pada tanggal yang ditentukan dapat mengikuti UN susulan pada 15 dan 16 April 2019.
Pada jenjang SMP/MTs, UN akan dilaksanakan pada 22 - 25 April 2019. Sedangkan UN susulan akan diselenggarakan pada 29 dan 30 April 2019. Untuk Provinsi Papua, Papua Barat dan NTT karena tanggal 22 April merupakan hari raya keagamaan, pelaksanaan UN jenjang SMP/sederajat mulai tanggal 23 April, sehingga jadwal menjadi 23,24,25 dan 27 April 2019.
Untuk pendidikan kesetaraan program Paket C, UN dilaksanakan pada 12/13/14/15/16 April 2019. Ujian nasional susulan untuk program Paket C diselenggarakan tanggal 26/27/28/29/30 April 2019. Sedangkan untuk program Paket B, UN akan dilaksanakan pada tanggal 10/11/12/13 Mei 2019. Ujian nasional susulan untuk program Paket B dilaksanakan pada tanggal 17/18/20/21 Mei 2019.
"Pelaksanaan UN merupakan bagian dari pendidikan karakter, karena lebih mengedepankan nilai nilai kejujuran" kata Mendikbud dalam jumpa pers di Kantor Kemendikbud Kamis 21 Maret 2019.
Menurut Mendikbud UN tahun ini, akan diikuti 8,3 juta peserta didik dan 103 ribu satuan pendidikan.
“Sebanyak 91 persen peserta didik siap mengikuti UN Berbasis Komputer (UNBK). Jumlah peserta UNBK tahun ini meningkat signifikan dibandingkan jumlah peserta didik pada penyelenggaraan UN 2018,”
kata Muhadjir.
Sementara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, menjelaskan terdapat 7 (tujuh) provinsi yang siap menyelenggarakan 100% UNBK pada semua jenjang pendidikan baik formal dan non formal yaitu provinsi Aceh, Kalimantan Selatan, D.K.I. Jakarta, Gorontalo, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, dan Bangka Belitung.
Kata Kabalitbang, tantangan lain dari UN adalah mengujikan soal-soal yang mengukur keterampilan berpikir kritis.
"Keterampilan ini sangat diperlukan oleh anak-anak kita agar mampu adaptif terhadap perubahan dunia yang begitu cepat," tuturnya.
Meskipun UN mengujikan soal-soal penalaran, namun desain komposisi tingkat kesukaran pada UN 2019 sama dengan 2018. Tidak ada perbedaan komposisi soal antara ujian nasional tahun ini dan tahun 2018. Soal isian singkat berupa bilangan masih berlaku hanya untuk mata pelajaran Matematika jenjang SMK, SMA sederajat.
Proporsi soal berdasarkan level kognitif masih juga tidak berubah dari tahun lalu, yaitu: 10-15% untuk penalaran, 50-60% untuk aplikasi, dan 25-30% untuk pengetahuan-pemahaman.
Pada penyelenggaraan UN tahun 2019 ini terdapat sekitar 9 persen peserta didik yang melaksanakan UN berbasis kertas dan pensil (UNKP). Saat ini, proses distribusi naskah ke provinsi dan penggandaan naskah telah mencapai 100 persen untuk jenjang SMA/MA sederajat. Sedangkan untuk jenjang SMP/MTs sederajat proses pencetakan telah mencapai 70 persen (data per 20 Maret 2019).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menyampaikan apresiasi kepada kepala daerah dan seluruh jajarannya yang telah mendukung terlaksananya UNBK. Hakikat UNBK bukanlah menggunakan komputer, namun ikhtiar penegakan integritas dalam penyelenggaraan pendidikan.
Kemdikbud juga menyampaikan terimakasih dan penghargaan tertinggi kepada Kementerian KOMINFO, KEMENDAGRI, BSSN, BPPT, PLN, TELKOM dan semua pihak Kemristek DIKTI (khususnya UI, ITB, UGM, UNSYIAH, dan ITS) yang telah berkolaborasi mensukseskan penyelenggaraan UN. (asm)