Dianggap Pengkhianat, Mantan Kepala Keamanan Kazakhstan Ditangkap
Mantan Kepala Badan Kontra-Intelijen dan Anti-teror Kazakhstan Karim Masimov ditangkap atas tuduhan percobaan penggulingan pemerintah. Penangkapannya diumumkan oleh Komite Keamanan Nasional pada Sabtu, 8 Januari 2022, seperti dikutip Reuters.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev mencopotnya sebagai kepala Komite Keamanan Nasional di tengah kerusuhan pada minggu ini. Langkah Tokayev mungkin bertujuan mendapatkan konsesi untuk meredakan pengunjuk rasa.
Tidak ada perincian yang diberikan tentang apa yang diduga telah dilakukan oleh Masimov. Komite Keamanan Nasional, penerus KGB era Soviet, bertanggung jawab atas kontra intelijen, layanan penjaga perbatasan, dan kegiatan anti-teror.
Penangkapannya menunjukkan bahwa tindakan sedang dilakukan terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut.
Pemerintah Kazakhstan telah menindak protes nasional, dan mengutuk mereka sebagai pelaku tindakan terorisme. Penindasan sejauh ini telah menewaskan 26 demonstran dan 18 petugas keamanan. Lebih dari 4.400 orang telah ditahan.
Kerusuhan dimulai di ujung barat negara itu sebagai protes terhadap kenaikan tajam harga bahan bakar yang banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan.
Protes menyebar ke kota terbesar di negara itu, Almaty, di mana para demonstran menyita dan membakar gedung-gedung pemerintah. Protes di negara Asia Tengah ini adalah yang paling luas sejak kemerdekaan Kazakhstan dari Uni Soviet pada 1991.
Kementerian pertahanan Rusia telah mengumumkan rencana untuk menyiapkan kelompok udara lebih dari 70 pesawat militer dan mengirim pasukan ke Kazakhstan di lebih dari 20 penempatan sebagai bagian dari kegiatan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif yang dipimpin oleh Rusia.
Atas permintaan Presiden Tokayev, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif yang merupakan aliansi militer enam negara bekas Soviet yang dipimpin Rusia, mengizinkan pengiriman sekitar 2.500 tentara sebagian besar Rusia ke Kazakhstan sebagai penjaga perdamaian. Beberapa dari pasukan tersebut menjaga fasilitas pemerintah di ibu kota, Nur-Sultan.