Dialog Sayyidina Umar dan Abu Bakar, Ubah Pola Pikir Orang Lain
Islam ala Ahlussunnah waljamaah telah berurat berakar di hati kaum Muslim di bumi Nusantara. Hal itu menjadi bagian penting dari umat Islam Indonesia, khususnya di kalangan pesantren.
Dalil-dalil itulah yang selalu menjadi argumentasi bagi Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur, dalam menjelaskan masalah keislaman, baik soal fikih, tauhid, dan tasawuf, serta amaliyah lainnya dalam hukum Islam.
Ia tak bermaksud mengubah pola pikir orang lain. Tapi, dengan dalil yang dipelajarinya, ia berkeyakinan menjelaskan nilai-nilai ajaran Islam yang dipeluk mayoritas umat Muslim di dunia.
Berikut pengakuan Ust Ma'ruf Khozin, yang juga Pengasuh Pesantren Aswaja Suramadu Surabaya:
Saya meminta kepada Allah agar diteguhkan dalam Ahlissunah wal Jamaah dengan manhaj bermazhab, baik akidah atau fikih. Alhamdulillah sampai sekarang belum terpengaruh perdebatan yang menyalahkan komitmen saya.
Ketika saya menulis dalil yang saya kutip dari para ulama Mazhab tidak pernah saya harapkan agar mereka ikut dalam keyakinan saya. Sebab saya tidak mampu mengubah pikiran mereka.
Dalam dialog antara Sayidina Umar dan Sayidina Abu Bakar ini contohnya. Sayidina Umar mengusulkan di masa kepemimpinan Sayidina Abu Bakar agar Al-Quran dibukukan jadi satu mushaf. Untuk bisa menerima usulan tersebut masih perlu dialog dan waktu:
ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ: ﻗﻠﺖ ﻟﻌﻤﺮ: «ﻛﻴﻒ ﺃﻓﻌﻞ ﺷﻴﺌﺎ ﻟﻢ ﻳﻔﻌﻠﻪ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ؟» ﻓﻘﺎﻝ ﻋﻤﺮ: ﻫﻮ ﻭاﻟﻠﻪ ﺧﻴﺮ، ﻓﻠﻢ ﻳﺰﻝ ﻋﻤﺮ ﻳﺮاﺟﻌﻨﻲ ﻓﻴﻪ ﺣﺘﻰ ﺷﺮﺡ اﻟﻠﻪ ﻟﺬﻟﻚ ﺻﺪﺭﻱ، ﻭﺭﺃﻳﺖ اﻟﺬﻱ ﺭﺃﻯ ﻋﻤﺮ
Abu Bakar berkata kepada Umar: "Bagaimana aku melakukannya (pembukuan Qur'an) sementara Nabi shalallahu alaihi wa sallam tidak melakukan hal itu?"
Umar berkata: "Demi Allah ini adalah sesuatu yang baik". Umar terus menerus mengulang hingga Allah melapangkan dadaku dan aku berpandangan seperti Umar (Sahih Bukhari)
Demikian semoga bermanfaat. Wallahu a'lam bisshowab.