Dialog Kebangsaan Forum Beda Tapi Mesra, Generasi Muda Amnesia Sejarah
Memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh hari ini 1 Juni 2024, Forum Beda Tapi Mesra (FBM) mengadakan dialog kebangsaan, dengan tema besar "Arti Penting Pancasila dalam Kesinambungan Hidup Bangsa", yang digelar di Ballroom Hotel Artotel TS Suites.
Acara ini menghadirkan keturunan para pendiri bangsa, antara lain cucu Presiden Sukarno sekaligus anggota DPR RI Puti Guntur Sukarno, putri pertama Wakil Presiden Mohammad Hatta, Meutia Hatta Swasono, dan cucu mantan Menteri Luar Negeri H. Agus Salim, Agus Tanzil Sjahroezah.
Puti Guntur Sukarno menjelaskan, bagaimana pentingnya nilai-nilai Pancasila untuk diterapkan dan ditanamkan pada generasi muda. Pancasila harus tetap menjadi falsafah hidup mereka sampai selama-lamanya.
"Anak, cucu, cicit ibu bapak mungkin sudah tidak mengenal sejarah indonesia. Kunci atau pintunya ialah bagaimana kita mengatasi amnesia sejarah, agar generasi muda mengerti apa itu ideologi Pancasila," ujar Puti.
Politikus PDI Perjuangan ini juga mengungkapkan, dengan kemajuan teknologi yang sedemikian rupa, seluruh medium dapat digunakan untuk mengumandangkan nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila.
"Tanggung jawab kita tidak boleh berhenti di sini. Dengan segala kemudahan, ini sebuah keniscayaan. Dalam kurikulum Pancasila harus ada modernisasi. Teknologi bisa lewat e-book, gadget, instagram, semua bisa diajarkan untuk Pancasila," ungkap Putri Guntur ini.
Puti Guntur juga menjelaskan penguatan pendidikan Pancasila termasuk dalam working ideology yang harus senantiasa diamalkan. Hal lain yang termasuk di dalamnya ialah penegakan supremasi hukum, memperkuat toleransi umat beragama, serta membangun kekuatan persatuan kepemimpinan nasional.
"Jika ingin Indonesia tetap ada beribu-ribu tahun seperti cita-cita Bung Karno, kita harus mulai dari keluarga, jadikan anggota keluarga kita menjadi para pemimpin yang memiliki visi," tegasnya.
Putri sulung Proklamator Moh. Hatta Meutia Hatta Swasono mengatakan sebagai seorang antropolog, dirinya risau dengan keadaan generasi muda sekarang yang bersikap acuh tak acuh terhadap sejarah nasional dan Pancasila.
"Presiden AS Barack Obama pun pernah berkata bahwa Indonesia patut bersyukur punya Pancasila. Bahkan sekarang ini kita justru memusuhi Pancasila," ungkap Meutia.
Dirinya juga berkata dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, Indonesia mengharapkan terwujudnya bonus demografi. Tapi jika proses pembodohan dan pemiskinan masih terus-menerus berlangsung, maka bisa bonus demografi menjadi bumerang, yakni denda demografi.
"Pendidikan dan pengajaran nasional kita saat ini belum mampu menghasilkan suatu kecerdasan hidup yang memadai. Kita harus secepatnya berusaha meraih bonus demografi dengan meningkatkan produktivitas nasional kita," tegas Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia.
Sementara itu, Agus Tanzil Sjahroezah menjelaskan generasi muda memiliki utang sejarah untuk dapat mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para bapak bangsa dahulu. Kemerdekaan bukan hanya untuk dirayakan saja, tapi juga harus dilaksanakan.
"Kemerdekaan bukan hanya harus disyukuri dan dipelihara. Sekarang kita memang sudah merdeka, tapi apakah kita sudah berdaulat?," ujar Agus.
Agus menerangkan dengan Pancasila yang senantiasa diamalkan, kita dapat meraih kedaulatan yang dicita-citakan. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan landasan moral utama bagi sila-sila lainnya.
"Itu semua harus dijiwai dengan Ketuhanan, moralitas, baik dan benar menjadi landasan. Untuk para generasi muda, ikutilah seksama perkembangan ekonomi, politik dan sosial," ujarnya.
"Pelajari serius sejarah nasional karena sejarah adalah kunci, buat kelompok diskusi, latih organisasi, disiplin dan taat waktu. Dan terakhir menumbuhkan karakter yang baik," lanjut dia.
Terpisah, Ketua Forum Beda Tapi Mesra (FBM) Syuhada Endrayono menjelaskan kegiatan yang digelar itu dihadiri oleh berbagai organisasi masyarakat lintas agama, Badan Eksekutif Mahasiswa se-Surabaya, organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan, serta para veteran yang tergabung dalam Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).
"Acara ini menghadirkan dan mengundang para putera puteri cucu (keturunan) pendiri bangsa untuk mengingatkan kembali bahwa kita sebagai bangsa Indonesia majemuk tak akan pernah bisa tegak tanpa ideologi Pancasila," ujarnya.
Senada, ia menegaskan ideologi Pancasila harus terus digaungkan ke generasi muda. Bagaimanapun mereka harus memahami sejarah bangsa. Senada dengan yang dikatakan oleh Puti Guntur Sukarno, jangan sampai generasi muda amnesia terhadap sejarah.
Advertisement