Di Warung Ini, Makan Mie Ayam Gratis Belajar Bahasa Korea Dasar
Bangunan kecil berada di pinggir sawah Dusun Sanan, Desa Puton, Kecamatan Diwek, Jombang. Udara sangat segar. Anginnya semilir. Lalu lalang kendaraan juga tak begitu banyak.
Bangunan itu merupakan bangunan warung yang menjual dua macam menu makanan olahan, yaitu mie ayam dan bakso.
Namun tak seperti warung mie ayam bakso pada umumnya, ornamen warung ini memiliki khas tersendiri. Ada tulisan berbahasa Korea di salah satu dindingnya.
Jika ditulis latin, tulisan itu berbunyi annyonghaseyo, masitketesipsio, dan masitta. Kalimat pertama memiliki arti selamat datang, kedua yaitu selamat menikmati, dan yang terakhir artinya enak.
Miftakhul Huda, 41 tahun, adalah pemilik warung ini. Ia sudah lima tahun mengelola warung tersebut. Sebelumnya, ia adalah TKI yang bekerja di salah satu perusahaan Korea Selatan selama dua tahun.
“Pulang dari Korea saya buka warung. Tapi ini awalnya warung kopi. Mie ayam baru ada beberapa bulan lalu,” kata bapak dua anak ini.
Bersama istrinya yang bernama Karmina Sapiun, ia dengan telaten menjalankan usaha warung kopi.
Punya pengalaman sebagai TKI di Negeri Ginseng, menjadi alasan Huda menularkan kemampuannya kepada pembeli. “Jadi kalau belajar bahasa Korea sebenarnya sudah ada sejak awal warung kopi berdiri. Yang pernah belajar juga sudah banyak,” lanjutnya.
Dengan sikap merendah, Huda menjelaskan bahasa Korea yang dikuasainya masih dalam level pasif. “Saya belum 100 persen menguasai, hanya paham maksudnya saja kalau diajak bicara,” lontarnya.
Karena itu, materi belajar berbahasa Korea yang ia berikan kepada setiap pembeli hanya untuk komunikasi dasar. “Biasanya untuk percapakan biasa, seperti perkenalan,” imbuhnya.
Tak sedikit pelanggan warungnya yang kata Huda sudah menguasai beberapa klausa tertentu. Seperti misalnya oso osipsiyo (selamat datang), annyongi gyeseyo (selamat tinggal), annyongi kaseyo (selamat jalan), calmokgessemnida (selamat makan), calmokgossemnida (terimakasih atas makanannya), sogo haseyo (selamat bekerja), dan masih banyak lainnya.
Huda sendiri bercita-cita menularkan bahasa Korea kepada pembeli dalam standar yang lebih tinggi. “Karena banyak yang minat, sekarang saya mulai buka lagi diktat bahasa Korea yang saya pegang pas masih jadi TKI. Saya juga mau cari orang yang ahli bahasa Korea untuk jadi tutor di warung ini,” pungkasnya.