Di UB, Badan Pangan Nasional Bahas Kenaikan Harga Cabai
Badan Pangan Nasional membahas terkait kenaikan harga cabai yang terjadi di Indonesia. Pembahasan terkait kenaikan harga cabai tersebut disampaikan dalam acara Seminar Nasional Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya, Kota Malang pada Rabu 15 Juni 2022.
Dalam acara tersebut Plt Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional, Risfaheri mengatakan bahwa kenaikan harga cabai disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak menentu.
"Stok pasokan berkurang karena produksinya juga berkurang, salah satu penyebabnya cuaca," ujarnya pada Rabu 15 Juni 2022.
Karena faktor cuaca sangat memengaruhi hasil produksi pertanian di Indonesia. Hal ini menyebabkan ketersediaan cabai tidak merata. Sebab tiap daerah di Indonesia memiliki musim tanam yang berbeda-beda.
"Ada yang mengalami panen puncak dan sedikit atau orang bilang musim paceklik, artinya produksi pertanian tidak merata tetapi kebutuhannya tetap," katanya.
Maka dari itu kata Risfaheri, para petani harus memperhitungkan distribusi cabai di pasaran. Dengan menyimpan sebagian hasil produksi untuk bisa menstabilkan harga.
"Seharusnya saat produksi naik bisa sebagian dicadangkan, kemudian disimpan dengan teknologi yang canggih, ketika hasil panen berkurang atau terjadi kelangkaan bisa disumbangkan atau didistribusikan ke pasar," ujarnya.
Risfaheri mengatakan bahwa saat ini sentra produksi cabai di Indonesia berada di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pihaknya mendorong pemerintah untuk bisa melakukan pemerataan daerah penghasil cabai di luar Jawa.
"Tanamnya jangan hanya bergantung dengan Kediri dan sekitarnya, misal di daerah lainnya juga dengan musim yang berbeda, kalau sekarang Kediri hujan cari nih mana daerah yang tidak hujan bisa ditanami cabai sehingga harus diseimbangkan, misal Sulawesi, kan Indonesia luas," katanya.