Di Tanah Suci Jemaah Haji Akan Menikmati Rawon Rica dan Rendang
Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) akan memanjakan lidah jamaah haji Indonesia 2019 dengan masakan nusantara.
Dirjen PHU Nizar Ali, menjelaskan, kebijakan Kementerian Agama ini sebagai jawaban atas keluhan terhadap menu dari katering untuk jemaah selama di tanah suci yang dinilai tidak bersahabat dengan lidah orang Indonesia.
Mulai musim haji 2019 menunya akan disesuaikan dengan daerah embarkasi jemaah. "Untuk jemaah embarkasi Surabaya, menunya akan ditambah dengan rawon, gule, soto, sayur asem dengan lauk tempe goreng dan ikan asin," kata Nizar kepada ngopibareng.id Kamis 25 April 2019.
Menurut Dirjen PHU selain menu Kementrian Agama juga membuat kebijakan sistem zonasi penempatan jemaah haji Indonesia di Mekah. Ini merupakan salah satu bentuk inovasi yang tengah diujicobakan Kementerian Agama dalam rangka peningkatan pelayanan jemaah haji di Arab Saudi.
Merujuk Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 135 Tahun 2019, sistem zonasi di Mekah dibagi menjadi tujuh wilayah penempatan jemaah haji berdasarkan embarkasi asal atau daerah asal jemaah.
Penerapan sistem zonasi ini di samping mempermudah koordinasi dengan penanggung jawab kloter, juga akan memudahkan panitia penyelenggara ibadah haji untuk memberikan pelayanan lebih bagi jemaah, utamanya terkait selera makanan selama di Tanah Suci.
Bila pada tahun-tahun sebelumnya, jemaah hanya disuguhi menu katering dengan cita rasa nusantara, tahun ini, pemerintah ingin membuat menu selingan bagi jemaah di tiap-tiap zona penempatan.
"Tahun ini ada cita rasa kedaerahan karena ada sistem zonasi," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Nizar Ali
Pada tahun sebelumnya, menu katering jemaah haji diseragamkan dengan cita rasa nusantara karena pembagian pemondokannya tidak per daerah tapi tersebar. Sekarang, pemondokan jemaah dibuat per daerah embarkasi untuk memudahkan pelayanan.
"Jawa Tengah di Jarwal, Jawa Timur di Mahbas Jin, Lombok di Aziziah. Jadi jelas titik-titik sektornya berapa kalau diselingi masakan daerah," ujarnya.
Ada satu lagi yang dijanjikan Dirjen PHU bahwa pramugari yang akan mendampingi jemaah calon haji selama penerbangan, seluruhnya bisa berbahasa daerah yang disesuaikan dengan embarkasi.
"Untuk embarkasi Surabaya, pramugarinya akan dicarikan yang berbahasa Jawa," kata Dirjen PHU. (asm)