Di Surabaya, Sutradara Blak-blakan Soal Film Dirty Vote
Sutradara dan jurnalis ternama Dandhy Dwi Laksono membeberkan alasannya mengunggah film dokumenter karyanya "Dirty Votes", yang dibintangi oleh para akademisi, seperti Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari, pada 11 Februari 2024 atau bertepatan dengan masa tenang kampanye Pemilu 2024.
Menurut pengakuannya, ia sudah menjawab alasan mengapa harus merilis film tersebut saat masa tenang kampanye sebanyak ribuan kali.
"Kenapa di minggu tenang? Kenapa tidak. Apakah ada hukum yang saya langgar? Apakah masuk kategori pelanggaran pemilu? Tidak, karena saya jelas bukan kandidat. Foto saya tidak ada di surat suara. Mereka tenang saya yang bikin konten," tuturnya, saat mengisi diskusi film "Dirty Vote" di Auditorium Benediktus, Universitas Katolik Widya Mandala, Rabu 21 Februari 2024.
Walau begitu, dirinya juga mengucap masa tenang kampanye merupakan momentum yang tepat untuk merilis karya film dokumenternya. Dandhy juga berkata film garapannya memiliki kesamaan dengan sekian konten lainnya yang digarap saat masa tenang kampanye.
"Ini (film Dirty Votes) konten biasa, sama dengan siniar Total Politik, Bocor Alus Tempo, Deddy Corbuzier, dan Rap Battle. Peluangnya untuk ditonton dan tidak ditonton sama," tegasnya.
Mantan stringer radio ABC Australia ini juga berucap, "Dirty Vote" dapat berhasil untuk diproduksi dan ditonton hingga lebih dari 9 juta kali, bukan karena menggunakan fasilitas negara ataupun buzzer. Tetapi mengandalkan kekuatan dari film itu sendiri.
"Saya tidak menggunakan fasilitas negara, saya bahkan baru bikin akun YouTube "Dirty Votes". Saya tidak menggunakan bantuan Kominfo dan blast SMS Telkomsel misalnya. Saya tidak memiliki kekuatan untuk membuat barang ini viral. Tidak ada figur terkenal. Ribuan orang kemudian mengshare. Saya berterimakasih ketika ini viral," ungkapnya.
Terkait konferensi pers yang diadakan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang merespons film garapannya dengan tudingan fitnah, Dandhy justru bersyukur karena membuat "Dirty Votes" semakin dikenal oleh khayalak ramai.
"Konpers itu apakah gagasan dari konsultan politik mereka, namun itu menjadi boomerang dan membantu film semakin viral. Satu-satunya saluran distribusi film kami karena banyak media nasional yang kemudian meliput," pungkasnya.