Di Semarang Warga Mulai Jalankan Konsep Jogo Tonggo
Gerakan Jogo Tonggo di Jawa Tengah terus digalakkan di berbagai wilayah. Tak terkecuali di RW 03 Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari Kota Semarang yang membuat dapur umum untuk warga tidak mampu.
Seperti yang terlihat pada Kamis, 7 Mei 2020 nampak kaum perempuan di wilayah tersebut sibuk memotong-motong buncis, kubis dan menggoreng perkedel. Sementara, para lelaki menata kursi-kursi biru di halaman rumah warga, yang disulap menjadi dapur umum.
Ketua RW 03 Suryo Setiawan menuturkan, dapur umum di wilayahnya kini sudah ada dua buah. Yang terbaru, didirikan di wilayah RT 03. Sementara yang lawas, sudah berdiri sejak satu bulan silam
"Di sini jumlah warganya sekitar 350-400 orang, dari jumlah tersebut sekitar 150 orang yang memiliki pekerjaan informal seperti tukang ojek online, pedagang emperan, kehilangan pekerjaan mereka. Jadi kami membantu dengan mendirikan dapur umum ini," tuturnya.
Untuk membeli bahan baku makanan, warga bergotong royong mengambil iuran jimpitan. Adapula, mereka yang memiliki kemampuan lebih menyumbang uang atau beras.
Dari hasil jimpitan dan sumbangan warga, ditampung dalam satu tempat kemudian digunakan untuk memasak. Setiap hari, ada ratusan porsi makanan dan minuman yang tersaji. Warga pun bebas mengambil, tanpa dipungut biaya.
"Konsepnya swadaya dari warga, untuk membentuk ketahanan pangan. Jadi ketika ada bantuan pemerintah maupun perorangan disalurkan di satu tempat. Kemudian disalurkan kepada warga yang membutuhkan," imbuhnya.
Suryo menginginkan dapur umum itu, bisa sedikit meringankan beban mereka yang terimbas COVID-19. Akan tetapi, ia berharap spirit dari saling jaga antar warga tidak luntur meskipun virus tersebut telah musnah.
"Harapannya, semangat dari Jogo Tonggo melalui jimpitan sekaligus ronda tidak hilang. Artinya ketika kita mengambil jimpitan sekaligus menengok tonggo -tonggo kalau-kalau ada yang kelaparan atau kekurangan. Dengan program ini, mudah-mudahan tidak ada yang kekurangan makan," harap Suryo.
Hal serupa diungkapkan oleh Lurah Jomblang Nurhayati Budiningtyas. Menurutnya, konsep dapur umum memang bermula untuk merespon imbas dari COVID-19. Secara gotong royong, warga saling bantu tanpa pamrih.
"Dapur umum di RW 03 ada dua yang melayani kebutuhan makan setiap hari. Ini berkembang, mengingat akses wilayah kampung yang berbukit-bukit. Selain itu ada satu lagi di RW 09 melayani kebutuhan makan seminggu sekali, dengan cara diantar ke rumah-rumah," jelasnya.