Di Sektor Ini, Kader NU Berpeluang Optimalkan Peran untuk Bangsa
Lembaga Ta'lif wa-Nasyr (LTN) NU berpeluang membangun wacana yang selama ini ada di ruang kosong. Banyak sektor dalam masyarakat yang belum diisi oleh para pakar dari NU.
"LTN bisa memberi kontribusi bagi pengembangan wacana, yang selama ini diisi orang lain," tutur M Koderi, Wakil Ketua PWNU Jatim.
Sejauh ini, wacana kebangsaan dan politik menjadi peluang untuk dimasuki kader-kader NU. Belum lagi di sektor lainnya, yang juga perlu dimasuki dengan karya nyata.
Koderi mengungkapkan hal itu, dalam pengarahan Konsolidasi Program Kerja LTNNU Jatim yang diselenggarakan pada Selasa 23 Juli 2019 di Gedung PWNU Jawa Timur.
Sementara itu, Dewan Pakar Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur, A Murtafi Haris mengingatkan pentingnya memenangkan pertarungan di media, khususnya media sosial.
“NU harus bisa bertarung di media. Kita harus mendukung bagaimana pertarungan medsos kita menangkan. Ini PR besar bagi LTN untuk mendukung hal ini,” kata Haris.
Ia berharap agar LTN bisa turut hadir dalam memberikan dan memberitakan hal-hal positif yang sangat diperlukan bagi Nahdlatul Ulama dan Indonesia, termasuk mengabarkan kehebatan ulama NU dalam berijtihad politik.
Masyarakat, menurutnya, sangat memerlukan arahan dan bimbingan serta pandangan atau ijtihad politik dari NU. Karena apapun yang disampaikan oleh NU muatannya untuk kepentingan bangsa, bukan pribadi atau golongan.
“Kehebatan ulama NU itu ada pada ijtihad politiknya. Jadi ijtihad politik itu adalah sesuatu yang paling mahal nilainya bagi umat Islam di dunia dan ini lebih mahal dibanding dengan berbagai kemajuan fisik,” kata Haris.
Pandangan-pandangan politik oleh ulama Nahdlatul Ulama inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat dan nilainya lebih besar daripada hal-hal lain yang bersifat materi.
Bukti dari pentingnya ijtihad politik ulama bagi suatu bangsa dan negara itu bisa dilihat dengan apa yang terjadi di Timur Tengah. Menurutnya, hal ini gagal dilakukan oleh ulama Timur Tengah yang menyebabkan banyak negara yang mengalami konflik berkepanjangan.
“Ini adalah sesuatu yang gagal dilakukan oleh para ulama Timur Tengah. Alhamdulillah ulama Indonesia, khususnya ulama dari NU, berhasil sehingga tidak sampai terpecah belah,” tuturnya.
Ia menambahkan, jika ijtihad politik yang dilakukan oleh para ulama sampai menemui kegagalan, hal ini bisa berdampak pada gagalnya kemajuan yang terjadi di dunia. “Jika ijtihad politik gagal, maka kemajuan dunia akan gagal pula,” kata Haris. (adi)