Di Probolinggo, Distribusi Tabloid Indonesia Barokah Dihentikan
Meski telanjur beredar sekitar 500 eksemplar di masyarakat, distribusi Tabloid Indonesia Barokah di Probolinggo akhirnya dihentikan. Tim Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Kota Probolinggo menahan peredaran tabloid itu sampai ada kejelasan dari Bawaslu pusat dan Dewan Pers.
"Kami bersama Bawaslu, KPU, dan Kantor Pos memutuskan, untuk sementara menahan peredaran Tabloid Indonesia Barokah, baik yang dikirim via pos maupun ekspedisi swasta,” ujar Kapolresta Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal saat meninjau Kantor Pos Probolingg, Sabtu, 26 Januari 2019.
Kapolresta menambahkan, penghentian distribusi tabloid itu untuk menciptakan suasana damai dan mencegah gejolak di mata masyarakat menjelang Pilpres 2019. Soalnya, isi tabloid terbitan Bekasi yang dikirim via Kantor Pos Jakarta Selatan ke Probolinggo itu dinilai kontroversial.
Hal senada diungkapkan Kepala Kantor Pos Probolinggo, Roni Panindra. Diakui sebelum distribusi dihentikan, sekitar 500 eksemplar tabloid itu telah didistribusikan ke masyarakat sesuai alamatnya.
"Tabloid Indonesia Barokah ini didistribusikan ke sejumlah alamat masjid dan pesantren. Selain tidak ada alamat dan staf redaksi, muatannya dianggap berpihak pada salah satu capres."
“Tabloid itu kami distribusikan sejak sepekan lalu, tetapi sejak Jumat, 25 Januari 2019, kami hentikan,” ujar Roni.
Masih ada sebanyak 1.188 paket tabloid yang kini ngendong di Kantor Pos Probolinggo. Setiap paket berisi tiga eksemplar tabloid, sehingga total ada 3.564 eksemplar.
Kantor Pos, kata Roni, sebenarnya tidak bisa menyetop peredaran tabloid tersebut. Kantor Pos hanya bisa menahan sementara sampai ada keputusan lanjutan dari Gakkumdu dan Dewan Pers.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kota Probolinggo, Azam Fikri mengatakan, sampai saat ini Bawaslu RI belum menyatakan Tabloid Indonesia Beredar mengandung unsur kampanye. Namun dikhawatirkan memicu efek perpecahan di masyarakat termasuk di Probolinggo, maka peredarannya distop sementara.
"Kami sudah koordinasi dengan Polresta dan KPU, intinya distribusi tabloid itu dihentikan sementara,” ujarnya. Soalnya, isi tabloid itu menyoal capres tertentu sehingga bisa memicu kontroversi di masyarakat.
Selain menghentikan peredaran tabloid yang dikirim via pos, Polresta juga mengawasi pengiriman tabloid via ekspedisi swasta. Sejumlah ekspedisi seperti JNE di Jalan Ahmad Yani juga disisir.
Memang petugas tidak menemukan satu pun paket berisi Tabloid Indonesia Barokah. Hal yang sama juga terjadi saat petugas mengecek jasa pengiriman barang di Stasiun KA Probolinggo.
Di Kabupaten Probolinggo
Sementara ituKetua Bawaslu Kabupaten Probolinggo, Fathul Qorib mengatakan, menemukan ratusan eksemplar Tabloid Indonesia Barokah disebar di wilayahnya sejak Jumat 25 Januari 2019 lalu. Temuan sebanyak itu dari hasil penyisiran ke kantor-kantor Pos di Kabupaten Probolinggo.
Fathul menegaskan, Bawaslu Provinsi Jatim yang memerintahkan Bawaslu Kabupaten dan Kota untuk menyisir penyebaran tabloid yang dinilai kontroversial itu. "Temuan tadi pagi saat penyisiran, ada yang di kantor pos, ada juga di masjid-masjid dan belum tersebar ke masyarakat," ujarnya.
Dikatakan masih ada sekitar 352 Tabloid Indonesia Barokah yang masih tertahan di Kantor Pos. Sekitar 129 eksemplar telah dikirimkan ke masing-masing alamat yang dituju, yakni ke masjid-masjid yang ada di 24 Kecamatan se-Kabupaten Probolinggo.
Tabloid yang edisi perdananya mulai beredar itu terdiri atas 16 halaman. Di sampul depan ada beberapa judul yang ditampilkan. Di antaranya “Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik”, kemudian “Obor Rakyat, Asal-usul Fitnah Jokowi PKI & Antek Asing”.
Gambar sampul terlihat seorang dalang pewayangan yang memakai kostum ala kiai yang sedang memainkan dua tokoh wayang dengan karakter Batman dan Bruce Lee.
Sementara pada halaman 5 terdapat foto Capres Prabowo Subianto yang diberi judul “Prabowo Marah Media Dibelah”. Ada juga gambar tokoh-tokoh tim pemenangan salah satu capres yang diberi judul “Membohongi Publik atau Kemenangan Politik”.
Tabloid Indonesia Barokah ini didistribusikan ke sejumlah alamat masjid dan pesantren. Selain tidak ada alamat dan staf redaksi, muatannya dianggap berpihak pada salah satu capres.
Bahkan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi melaporkan tabloid tersebut kepada Dewan Pers. Namun Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin menganggap tabloid tersebut menyajikan fakta. (isa)