Di Negara Barat, Pertumbuhan Umat Islam Makin Meningkat
Ada beberapa hal yang menarik setelah penembakan di New Zealand yang terkenal sebagai negara paling damai. Ini membuktikan bahwa islamophobia masih ada disana atau di negara barat.
Hal tersebut disampaikan Diyah Puspitarini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Nasyiatul Aisyiyah (NA) pada Diskusi Rutin Bulanan PP NA bertempat di Aula Gedung Muhammadiyah Jalan KH Ahmad Dahlan Yogyakarta, Jumat 29 Maret 2019.
"Islam mengalami peningkatan perkembangan di kawasan Amerika dan Eropa. Apakah ini ada relevansinya antara peningkatan jumlah umat Muslim dan Islamophobia," kata Diyah.
"Islam mengalami peningkatan perkembangan di kawasan Amerika dan Eropa. Apakah ini ada relevanasinya antara peningkatan jumlah umat Muslim dan Islamophobia," kata Diyah.
Sedangkan di Indonesia saat ini tidak ada Islamophobia tapi jumlah umat muslimnya menurun.
"Sekitar 74%. Dulu sempat 90% tapi mengalami penurunan. Apakah ini mengalami penurunan?," ungkapnya.
Menurut Diyah, penurunan itu mungkin terjadi akibatkan sekarang nama aliran boleh disebutkan sehingga memang Agamanya Islam namun masuk ke aliran tertentu sehingga mengurangi perhitungan.
Sementara itu Ari Kusuma Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang menjadi Pemateri Diskusi tersebut mengatakan penyebaran Islam di Inggris terjadi melalui pernikahan dan dakwah.
"Kerap kalau pas shalat Jumat itu banyak orang kulit putih yang bersyahadat, banyak juga imam yang menjelaskan Islam dan Qur'an seperti apa," ucapnya.
Berdasarkan sensus agama di Inggris tahun 2011 jumlah Muslim terus meningkat. Jumlahnya sekitar 2.706.066 muslim.
"Hampir di setiap kota yang saya kunjungi di United Kingdom (UK) itu ada masjidnya. Jumlah masjidnya juga terus tumbuh. Jadi luar biasa pertumbuhan Islam disana itu," jelasnya.
Ia juga menjelaskan, mencari makanan di UK juga termasuk mudah bahkan mereka menyediakan pojok-pojok halal di supermarket.
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) UK juga banyak terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Inggris. Pemerintah Inggris juga belajar dari Muhammadiyah yang memberi kesempatan kepada perempuan untuk membantu dalam dakwah dan kegiatan-kegiatan diluar rumah.
Ari juga menjelaskan pertumbuhan Muslim di negara Spanyol yang menyediakan banyak budaya lokal. Selain itu, memang agak sulit mencari makanan halal di Spanyol.
"Banyak peninggalan Islam yang ada di Spanyol yang juga saya temukan bangunan-bangunan yang mirip ada di Inggris," ungkapnya.
Berbicara Islam di Spanyol ini agak sulit karena masih ada ketakutan dari warga disana jika Islam bisa bangkit lagi dan menguasai peradaban.
"Menurut saya memang ada bekas luka lama tersendiri para penduduk Spanyol terhadap Islam sehingga sekarang mereka lebih berhati-hati. Anak mudanya juga kebanyakan tidak beragama malah tidak percaya Tuhan sehingga ya mereka hanya memikirkan kebebasan," pungkasnya. (adi)
Advertisement