Di Mesir, Din: Pancasila Penting Diamalkan secara Konsisten
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2010-2015) Din Syamsuddin, mengingatkan pentingya mengamalkan Pancasila secara konsisten dan konsekuen.
"Pancasila adalah modal bagi bangsa Indonesia yang majemuk untuk tetap menjaga harmoni hubungan antarsesama pemeluk agama maupun luar agama," kata Din Syamsuddin.
Ia mengungkapkan hal itu, saat menghadiri Konferensi Internasional tentang pembaharuan pemikiran Islam yang berlangsung di Al-Azhar di Kairo, Mesir pada 27-28 Januari 2020.
Dalam pidatonya pada forum tersebut, Din menyinggung bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai keislaman.
Bahkan, kata Din, Grand Syaikh Al-Azhar dalam pidato kunci-nya pada Pembukaan Pertemuan Puncak Ulama dan Cendekiawan Muslim Sedunia tentang Wasathiyah Islam di Bogor pada tahun 2018 menyatakan bahwa, Pancasila adalah Islami.
“Memang kalau dibedah, sila demi sila dari Pancasila merupakan nilai-nilai Islam. Begitu pula Konstitusi Negara Indonesia dan UUD 1945 merupakan kristalisasi dari nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelas Din.
Dalam pidatonya yang ditulis memakai bahasa Arab itu Din memaparkan, sistem pemerintahan yang bersifat presidensiil dengan lembaga-lembaga negara seperti MPR dan DPR dapat dikatakan sebagai manifestasi pemikiran Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam konteks Indonesia.
Din juga mengatakan, Pancasila dan UUD 1945 adalah kesepakatan yang telah dicapai bangsa Indonesia saat merumuskan nilai-nilai dasar kebangsaan dan kenegaraan di era Indonesia terbentuk.
Ia mengatakan, rancang bangun negara kebangsaan Indonesia merupakan ijtihad politik para pendiri bangsa yang di dalamnya terdapat sejumlah tokoh Islam.
Karena itu, kata Din menyebut Pancasila dan UUD 1945 telah disesuaikan menampilkan prinsip jalan tengah Islam (Wasatiyyat Islam).
Din memberikan tentang prinsip perekonomian konstitusional dalam pasal 33 UUD 1945 merupakan jalan tengah karena tidak cocok kepada kapitalisme dan juga sosialisme.
Din pun menyampaikan peran penting ormas Islam di Indonesia dalam pembaharuan pemikiran Islam. Menurut Din, peran ormas Islam itu sangat nyata pada perumusan nilai-nilai dasar kebangsaan yang menghasilkan Dasar Negara yaitu Panacasila dan Konstitusi Negara UUD 1945.
Adanya nilai ketuhanan, kemanusiaan, persaudaraan atau persatuan, permusyawaratan, dan keadilan sosial kata Din Syamsuddin merupakan nilai-nilai utama Islam utama. Begitu pula, arsitektur ketatanegaraan dalam pemerintahan Indonesia merupakan menifestasi pemikiran politik dalam paradigm Sunni.
Konferensi tersebut dihadiri sekitar 300 tokoh utama dan cendekiawan Muslim dari 41 negara. Adapun dri Indonesia hadir Prof. Quraish Shihab (Anggota Majelis Hukama Islam Dunia), Dr. TGB Zainul Majdi (Ketua Asosiasi Alumni Al-Azhar), Dr. Mukhlis Hanafi (Direktur Museum Al-Qur’an), Dr. Usman Syihab (Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Cairo).